Daftar Blog Saya

Rabu, 17 Maret 2010

Terabaikan

Menjelang senja, langit hitam kelabu. Anginpun serasa tak bersahabat di kota tua itu, suara ranting-ranting di sapu angin terdengar jelas. Orang-orang di kota tua itu seperti tidak mengindahkan suasana kelam. Mereka masih berjalan, berkejar-kejaran dan bahkan mereka serasa menikmati suasana yang kelam itu. Tak lama kemudian bumi kota tua itu di guyur hujan lebat dengan angin dan petir yang kuat. Tak enyah lagi....mereka berlarian untuk berteduh.

Di sudut gedung tua itu berdiri seorang gadis dengan memeluk tas tangannya. Angin menerpa wajahnya yang di balut oleh kerudung cream. Tangannya mengigil kedinginan karena air hujan mengguyur badannya yang mungil itu. Terlihat matanya menatap kosong, seolah ada sesuatu yang telah dialaminya.

Waktu terus berlalu begitu cepat, malampun tiba. Hujan mulai reda kemudian terdengar suara azan dari masjid tua itu. Gadis itupun melangkah menuju asal suara azan itu. Tangannya yang dingin itu mengambil air dan dibasuh wajahnya. Selesai itu, gadis itu bersimpuh di dalam masjid. Dia bersujud kepadaNya, memohon ampun pada pencintanya. Tak terasa air matanya menetes ke lantai tempat dia bersujud.

Ya Allah, maafkan dosaku dan ampunilah kesalahanku. Aku malu telah melanggar laranganMu. Itu yang ada dalam pikirannya, kalau ia sungguh sangat menyesal akan pertistiwa yang telah dialaminya. Bukan keinginannya untuk melakukan perbuatan itu. Ia lakukan karena ia cinta dan sayang pada kekasihnya. Ia tidakmau kekasihnya pergi meninggalkan dirinya.

Dan apa yang terjadi setelah ia menyerahkan seluruh harga dirinya? Sungguh menyedihkan, dia merasa terbuang. Perasaannya tidak diperdulikan lagi. Lama ia bersujud menyesali dirinya.
Malam kian dingin dan sepi, satu persatu orang yang ada di masjid itu keluar. Di lihatnya jam di dinding sudah menunjukkan pukul 19.35. Dia berdiri dan melangkah untuk kembali pulang ke rumah.

Tiba di rumah, dia rasakan betapa penatnya tubuh ini. Tampa melepas tas tangannya, dia jatuhkan tubuhnya di kasur kamarnya. Di tatapnya langit-langit kamarnya, entah apa yang dipikirnya. Angan-angan melayang kemudian dia tertidur pulas.

Subuh itu terdengar kumandang suara azan dari surau dekat rumahnya. Dia terbangun kemudian langsung ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu lalu dia sholat. Terasa khusuk dia sholat, dia mengingat peristiwa yang di alaminya kemarin. Menangis ia, menyesali kembali kejadian kemarin. Rasa benci menyelimuti hatinya, ingin rasanya pergi dari dunia ini. Rasa benci itu semakin dalam, semakin ia benci semakin tajam bayangan kekasihnya.

Dia tidak tahu, apa yang di pikirkan kekasihnya hingga ia merasa terabaikan. Dirinya yang merasa terhina itu sudah tidak ada harga dirinya. Kekasihnya tidak mau tahu apa yang di rasakannya. Ia hanya mementingkan diri dan pekerjaannya, hingga ia merasa di lupakan. Janji yang sudah diucapkan saja terabaikan juga


Belum selesai

Tidak ada komentar: