Daftar Blog Saya

Selasa, 23 Maret 2010

Di kota bunga

aku, bu syarifah, bu halimah dan bu indah

aku dan bu halimah

Minggu, 21 Maret 2010

Cemburu

Sepulang dari keliling-keliling tanah abang, hatiku pilu. Rasa serba salah menghantui diriku dan aku juga merasa tidak dibutukan kehadiranku saat iui. Sepanjang perjalan ini dia tak sedikitpun menyapa diriku, aku tahu dirinya tidak menghendaki kahadiranku. Yang ada dalam pikirannya adalah rasa cemburu dan curiga saja. Ingin aku tinggalkan mereka, tapi aku sudah berjanji akan menemani mereka selama ada di jakarta. Wajah kecut dan cemberut selalu ditujukan padaku. Aku tak tahu apa kesalahan aku hingga dia keliahatan tidak suka padaku.

Tibanya di penginapan aku enggan mengantar mereka sampai di kamar. "Bang, aku tunggu di sini saja ya,"kataku dengan mata berkaca-kaca menahan sedih. "Kenapa kamu ini?"kata abangku. "Ayo katakan, ada apa, bilang sama abang, ada apa ini?"seraya merangkulku menuju tempat duduk di lobby itu.

Berat rasanya untuk mengatakan yang sebenarnya, dengan terbata-bata akhirnya aku mengatakannya juga. "Bang, aku nggak enak bang. Aku merasa Siti tidak suka sama aku, biar saja aku tunggu di sini," dengan dada yang terasa sesak menahan hati. "Dari awal perjalanan tadi bang, aku sama sekali tidak di sapa olehnya. Aku jadi bingung dan setiap aku sapa dia juga tidak ada respon, diam saja bahkan dia buang muka," kataku. Tak tahan air mataku menetes. Abangku diam terpaku mendengar ceritaku. "Hmm...kalau begitu maafkan adikku yah, nanti abang akan bicara dengan Siti", katanya. "Ya udah, sekarang sudah masuk ashar, ayoh kita solat dulu".

Lega rasanya hatiku sudah mengatakan masalahku ini. Kemudian aku dan abangku menuju lantai 7 ke kamar mereka. Abangku mengetuk pintu kamar mereka kemudian dibukanya. "Hi..rehat satu jam saja yah, nanti terus jalan lagi...", teriaknya. Aku masuk juga ke kamar mereka,"Boleh aku pinjam kain solatnya?" tanyaku. "Oh boleh, ayoh masuk-masuk", jawab Siti.

Akupun masuk, langsung ke kamar mandi untuk buang air dan bersihkan tubuhku yang penat ini. Kubasuh wajahku dengan air, terasa sejuk sekali. Entah kenapa, tiba-tiba hatiku kuat, rasa hati ini tak ada lagi beban dengan masalah yang aku alami tadi. Aku berdo'a dalam solatku, agar aku diberikan keikhlasan dalam hidupku ini.

Setelah solat aku pergi ke kamar abangku, di sana sudah ada Siti. Entah apa yang di bicarakan mereka, aku tak tahu. Hanya aku lihat Siti agak terkejut dengan kemunculan diriku. Mereka berhenti bicara, seolah-olah tak ada yang dibicarakan dengan serius. " kamar sebelah mau dibersihkan, jadi aku ke sini ajah bang", katanya, tampa menghiraukan mereka. "Kak Siti, bilang sama Nurul, kamar mau di bersihkan", kataku lagi kepada Siti. "Nurul nggak mau dibangunkan, kakak saja yang bangun". Siti kemudian berdiri menuju kamarnya untuk membangunkan si Nurul.

Tak lama kemudian, mereka sudah siap untuk jalan lagi. Kulihat dari jendela kamar, jalanan macet sekali, hampir tak bergerak. Terus kami berunding mau kemana tujuan kita sekarang, kalau macet begini. "Ok, kita jalan saja menuju Monas, jalan santai saja, Monas tidak jauh dari sini", kataku. Mereka setuju.

Sekarang Siti berubah sikapnya terhadap aku, dia menyapaku dengan ramah. Aku berpikir, apakah ini yang tadi mereka bicarakan di kamar itu. Oh, mungkin saja dia sudah di tegur abangku, jadi dia berubah sikap. Alhamdulillah, aku merasa nyaman sekarang.

Sampai di jalan utama, terlihat banyak orang dari suatu partai berjalan untuk berdemo menuju Monas. Panjang sekali, entah demo apalagi, aku tak tahu. Mereka sepertinya menikmati perjalanan ini. Akhirnya kami memutuskan tidak jadi masuk ke Monas. Kami menuju busway untuk ke kota, ya...jalan-jalan di kota tua.

Lama kami menunggu datangnya busway, kaki kami sampai penat. Akhirnya datang juga bus itu, tak berapa lama sampailah di kota tua itu. Sayang sekali hari sudah menjelang sore, musium-musium yang akan dikunjungi sudah tutup semua. Di kota tua itu mereka mengambil gambar buat kenangan, mereka asyik sekali, sungguh mereka sangat mengagumi suasana kota tua itu. Setelah keliling ke semua sudut, kami pulang dengan angkot, agar bisa langsung tiba di penginapan.

Dalam perjalanan pulang, rencana berubah, mereka ingin ke java mall, Sarinah. Dari angkot, pindah ke busway lagi, tak beda dengan yang tadi, bus itu penuh sesak. Tiba di Sarinah, terus menuju kedai makan, kami makan bakso malang karapitan. Sebenarnya aku sudah males untuk makan, tapi demi menghormati mereka, aku pun ikut makan juga. Kenyang sudah, terus jalan lagi menuju lantai tujuh Sarinah, untuk mencari souvenir. Setelah didapat yang diingini terus langsung pulang ke penginapan.

Tiba di lobby, Nurul lihat-lihat cake, dia rasa ingin membelinya. Dibelinya juga, untuk makan nanti malam, katanya. Setelah itu mereka naik ke kamar, sedangkan aku tidak, aku tetap menunggu di lobby. Tak lama, abangpun datang menemani aku di lobby.

Akhirnya aku tahu, kalau Siti itu bukan adik sesungguhnya dari abang. Abang ku hanya mengangkat sebagai adik saja. "Jadi abang kenal sama Siti di mana? " tanyaku. "Saya kenal dengan dia di sekolah anak saya, yaitu satu sekolah sama Nurul", jawabnya. Oh...aku jadi mengerti kenapa dia tak suka padaku, Siti cemburu ternyata. Siti tidak tahu, kalau kedekatan aku dengan abang hanya sebagai sahabat saja.

Malam telah larut, mataku sudah berat tapi aku enggan pulang. Tak lama kemudian Siti dan Nurul muncul. Dengan gaya manja kepada abang, dia merajuk minta di temani minum kopi. Aku dan abang akhirnya pindah duduk di cafe menemani Siti juga Nurul. Rasa cemburu Siti sangat terlihat sekali, wajahnya berat untuk tersenyum. Tak lama Siti balik ke kama untuk mengambil sesuatu. Lama aku menunggu dia turun, tak kunjung turun juga. Akhirnya aku pamit juga untuk pulang tampa menunggu Siti lagi. "Nurul, sampaikan salam saya pada mamamu dan permohonan maaf juga kalau saya ada kesalahannya", kataku. "Ok, nanti saya sampaikan, yang jelas tante tak ada salah, saya ucapkan terima kasih untuk semuanya", kata Nurul dengan ramah. "Ok, Nurul Sayang... bye..bye".

Rabu, 17 Maret 2010

Terabaikan

Menjelang senja, langit hitam kelabu. Anginpun serasa tak bersahabat di kota tua itu, suara ranting-ranting di sapu angin terdengar jelas. Orang-orang di kota tua itu seperti tidak mengindahkan suasana kelam. Mereka masih berjalan, berkejar-kejaran dan bahkan mereka serasa menikmati suasana yang kelam itu. Tak lama kemudian bumi kota tua itu di guyur hujan lebat dengan angin dan petir yang kuat. Tak enyah lagi....mereka berlarian untuk berteduh.

Di sudut gedung tua itu berdiri seorang gadis dengan memeluk tas tangannya. Angin menerpa wajahnya yang di balut oleh kerudung cream. Tangannya mengigil kedinginan karena air hujan mengguyur badannya yang mungil itu. Terlihat matanya menatap kosong, seolah ada sesuatu yang telah dialaminya.

Waktu terus berlalu begitu cepat, malampun tiba. Hujan mulai reda kemudian terdengar suara azan dari masjid tua itu. Gadis itupun melangkah menuju asal suara azan itu. Tangannya yang dingin itu mengambil air dan dibasuh wajahnya. Selesai itu, gadis itu bersimpuh di dalam masjid. Dia bersujud kepadaNya, memohon ampun pada pencintanya. Tak terasa air matanya menetes ke lantai tempat dia bersujud.

Ya Allah, maafkan dosaku dan ampunilah kesalahanku. Aku malu telah melanggar laranganMu. Itu yang ada dalam pikirannya, kalau ia sungguh sangat menyesal akan pertistiwa yang telah dialaminya. Bukan keinginannya untuk melakukan perbuatan itu. Ia lakukan karena ia cinta dan sayang pada kekasihnya. Ia tidakmau kekasihnya pergi meninggalkan dirinya.

Dan apa yang terjadi setelah ia menyerahkan seluruh harga dirinya? Sungguh menyedihkan, dia merasa terbuang. Perasaannya tidak diperdulikan lagi. Lama ia bersujud menyesali dirinya.
Malam kian dingin dan sepi, satu persatu orang yang ada di masjid itu keluar. Di lihatnya jam di dinding sudah menunjukkan pukul 19.35. Dia berdiri dan melangkah untuk kembali pulang ke rumah.

Tiba di rumah, dia rasakan betapa penatnya tubuh ini. Tampa melepas tas tangannya, dia jatuhkan tubuhnya di kasur kamarnya. Di tatapnya langit-langit kamarnya, entah apa yang dipikirnya. Angan-angan melayang kemudian dia tertidur pulas.

Subuh itu terdengar kumandang suara azan dari surau dekat rumahnya. Dia terbangun kemudian langsung ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu lalu dia sholat. Terasa khusuk dia sholat, dia mengingat peristiwa yang di alaminya kemarin. Menangis ia, menyesali kembali kejadian kemarin. Rasa benci menyelimuti hatinya, ingin rasanya pergi dari dunia ini. Rasa benci itu semakin dalam, semakin ia benci semakin tajam bayangan kekasihnya.

Dia tidak tahu, apa yang di pikirkan kekasihnya hingga ia merasa terabaikan. Dirinya yang merasa terhina itu sudah tidak ada harga dirinya. Kekasihnya tidak mau tahu apa yang di rasakannya. Ia hanya mementingkan diri dan pekerjaannya, hingga ia merasa di lupakan. Janji yang sudah diucapkan saja terabaikan juga


Belum selesai

Selasa, 16 Maret 2010

SESAL

Janji sudah dibuat, kenapa menjadi ragu. Memang kita bisa berencana, tapi kita tak bisa memungkiri kalau rencana itu bisa berubah. Senin pagi, matahari yang bersinar cerah seharusnya bisa membuat orang ceria. Kenapa hati ini tak begitu yakin untuk menjalani kehidupan yang akan datang. Hatinya tak secerah matahari yang bersinar. Seakan dirinya tak bisa menerima keceriaan yang diberi matahari. Hatinya gundah karena keragu-raguannya.

Seandainya ada orang yang telah berjanji kemudian tidak menepati janjinya? Apakah yang akan kau perbuat? Mungkin kau akan kecewa atau bisa saja kau akan sakit hati. Kau pasti tahu bagaimana rasanya kalau kau diingkari. Dan jika kau mudah emosi, pastinya kau akan marah sekali.Apa yang akan kau buat jika kau marah karena diingkari?

Rasa kecewa sudah ada sejak awalnya. Dari yang pernah kau janjikan, pagi itu sudah mulai kau ingkari. Tak tahu, rencana apa yang ada dalam pikirannya? Apakah itu dikarenakan rasa takut yang sangat mendalam atau karena yang lain....Tak tahu.

Tak ada yang bisa diucapkannya, hanya bisa diam membisu. Pikirannya melayang entah kemana... Kau tahu, apa yang dia lakukan? Dia mencoba untuk bicara tentang yang akan datang.
Dia berusaha untuk mendapatkan hatinya, padahal hati dia sudah ada di dirinya. Sungguh, tak bisa di percaya...

Hari ini semuanya habis. Tak sedikitpun hatinya ragu untuk memberikan yang ternilai ini. Dia lakukan karena rasa sayang dan cinta yang sangat mendalam. Dia yakin kalau dirinya sangat di cintainya. Apapun yang dilakukannya diberikan secara ikhlas.

Perasaan yang tadi pagi menghantui dirinya, akhirnya terjadi. Hanya beberapa jam saja dia bersamanya. Dia terpaksa harus turun untuk meninggalkannya. Bayangkan...di turunkan di pinggir jalan. Kupikir kasihan juga dirinya...

Langkah demi langkah dia menyusuri jalan sendiri. Hatinya sangat kecewa dengan apa yang dia dapat. Hatinya berteriak histeris...menangis, menyesali dirinya. Di mall itu dia tak tahu harus apa, dia hanya duduk termenung saja. Pikirannya kalut bagaikan benang yang tak bisa diuraikan. Dia terus melangkah tak tahu kemana tujuannya. Dia kembali ke mall yang lain, dan di situ juga dia tidak tahu mau apa?

Tak terasa hari telah siang, terlihat dia bersujud di pojok musholah mall itu. Dia mohon pengampunan dariNya, karena sudah melakukan laranganNya. Lama dia bersimpuh menangis ... dan menyesali keadaan dirinya. Setelah itu dia melangkah lagi menyusuri jalan di ibukota dan akhirnya dia sudah ada di kota tua. Dia sangat menikmati suasana gedung tua itu, dirasakannya dingin dan lembab. Ruang utama gedung itu hanya di kunjungi beberapa orang saja, terasa sepi sekali. Hatinya seperti merasa nyaman ada di gedung tua itu, hatinya sepi seperti suasana gedung tua itu. Sungguh ...dia sangat menikmati kesendiriannya.

Waktu terus berlalu hingga menjelang petang, seorang penjaga menghampirinya. Dan mengatakan" Maaf, kami sudah mau tutup". Kemudian dia keluar menyusuri jalan di kota tua, suasana sore itu sangat menarik di hatinya, hingga dia lupa akan hatinya yang sedang sakit dan kecewa.

Minggu, 14 Maret 2010

Study Tour Kampung Naga, SMA DM, Nov 2009

Aku, bu syarifah, bu azizah, bu urip, bu ida dan siswaku


bu ida, aku, bu azizah, bu syarifah dan bu urip

Selasa, 09 Maret 2010

Puisi Hati

Aku benci
keberadaan ku ini
aku mau
apa yang aku buat
jangan kau cela
aku mau
apa yang aku buat
jangan kau rendahkan

Aku benci
keberadaan ku ini
aku mau
cinta itu tak mengekang
aku mau
cinta itu tak mengikat

Aku benci
kebaradaan ku ini
aku mau
ku bisa lakukan
aku mau
ku bisa bertindak

Aku benci
keberadaan ku ini
aku mau
hatiku terlepas beban
aku mau
hatiku bisa ringan

Aku benci
keberadaan ku ini
aku mau
kau bisa percaya aku
aku mau
kau bisa mengerti aku

Aku benci
Aku benci
Aku benci
Bisa kah aku
melalui semua ini dengan iklas


Jakarta, 13 Maret 2010


------------------------------------------------------------------------------------------------
11

Yank
,
aku tahu, kita saling mencinta
aku tahu, kita saling menyayangi
dan
aku tahu, kita saling membutuhkan

Yank,
sepuluh purnama aku puasa
sepuluh purnama aku menahan beban
di malam yang sepi,
dingin mencekam
kutahan hasratku
sekuat tenagaku
agar tak salah jalan

Yank,
sepuluh purnama telah kujalani
dengan ikhlas
agar cinta kita bertahan

Yank,
kapankah kita bertemu
untuk saling melepas dahaga
dan melepaskan beban
yank....

TKR, Jakarta 10 Maret 2010

-----------------------------------------------------------------------------------------------

11

Yank!

Maafkan kata-kataku

Maafkan kata-kataku yang telah melukaimu

Maafkan kata-kataku yang telah membuatmu pedih

Maafkan kata-kataku yang membuat hancur hatimu

Yank,

itu karena ...

aku tak suka dengan kata-kata yang kau tuliskan

aku tak suka dengan kata-kata yang kau goreskan

aku tak suka dengan kata-kata kotor itu

aku tak suka dengan tempat itu

tempat yang kotor dan penuh duri

aku ingin kamu enyah dari tempat itu

dan tak pernah kembali lagi ke sana

aku ingin melihat kau bersih,

aku ingin kamu tak ternoda

Yank…

Aku mencintaimu

Aku sayang padamu

Karena itu

Aku menjagamu…


Jakarta, 5 Maret 2010

---------------------------------------------------------------------------------------------------

10

Empat belas hari yang kosong

Yank,

Empat belas hari

Aku akan kau tinggalkan…

Empat belas hari

Aku akan kesepian…

Empat belas hari

Aku akan sendirian…

Yank,

Siapa yang akan menjemputku ketika senja tiba?

Siapa yang akan membelaiku ketika hati ini terluka?

Siapa yang akan memeluk lenganku dengan manja?

Siapa yang akan bersender manja dan mesra?

Siapa yang akan lembut menciumku dengan mata yang…

Siapa yang akan memandangku dengan mesra?

Siapa yang akan aku ajak bicara ketika minggu tiba?

Yank,

Siapa?...

Yank,

Aku cinta padamu…

Jangan tinggalkan aku…


TKR, Jakarta 5 Maret 2010

Sabtu, 06 Maret 2010

Cerpen siswaku 2010...pemula

Mozted story


Pada suatu hari 4 orang sahabat sedang duduk-duduk di sebuah kantin sekolah .4 orang sahabat tersebut mempunyai nama yaitu gank motzed. 4 orang sahabat tersebut adalah IPUL,DONY,GALANK ,DAN NDAY. Mereka sedang menikmati makanan pada jam istirahat sekolah , ipul adalah anak yang penuh canda dan terkadang dia mempunyai sifat yang bijaksana dia juga orang yang setia pada pacarnya, dony mempunyai sifat yang tegas dan pemimpin dia juga anak yang periang terkadang dia juga mempunyai sifat yang emosian. Nday memiliki sifat yang percaya diri terkadang dia baik hati ,tetapi dia mempunyai sifat playboy ini yang sering bikin kita kesal karena ulahnya. Galang mempunyai sifat baik hati,pendiam dan terkadang dia juga emosian, dia sering menyimpan masalahnya sendiri.

Pada saat mereka telah selesai makan ,bel masukpun berbunyi ..
Galank berkata ”eh udah masuk...! ke atas yuk...” dony menjawab ”ayo dah gw ada pelajaran matematika nich,ayo day ,pul...” nday dan ipul pun menjawab ”ayo...” merekapun kembali ke kelasmasing-masing ,dan kembali belajar ,galang dan ipul kelas 3 ips3 sedangkan dony dan nday kelas 3 ips1 . jam demi pelajaran pun habis,hingga bel pulang pun berbunyi.. dan mereka ber 4 pun bertemu kembali dan berkumpul..dony berkata ”eh kita ngeband yuk... mau gak?” galang menjawab ” ayo...” ipul juga berkata..”ayo .. lagian kita juga udah lama gak ngeband... u gmana day?” nday menjawab ..”yaah gw gak bisa ...gw mao kondangan ...dony menjawab ”yah elu... kapan lagi kiya ngeband ..?
dari kemaren lu gak bisa mulu ... Cuma gara-gara lu kita gak jadi lagi ngeband..”
nday menjawab ” beneran gw gak bisa... terserah lu dah maw percaya pa nggak…” dony menjawab..” ah... kemaren alesan ketiduran,terus sakit ,dan sekarang kondangan ... besok apa lagi? Jangan –jangan lu Cuma alesan biar bisa jalan ma cewek lu yang banyak itu?” nday pun tertunduk malu karena ketahuan berbohong.. ipul bertanya kepada nday..” iya day... lu mao na kya gmana? Lu mao serius gak si ma band ini?” nday menjawab ”mao tapi gw banyak urusan..”
galank nyeletuk ,,sambil emosi...” urusan apa ? cewk kan? Yaudah kalo gitu kita gubarin aja ini band.” ipul menjawab dengan keras...” jangan gitu donk... kita bisa selesain masalah ini baik-baik lang....” dony menjawab dengan tenang,,” iya bener kata ipul... lu jangan maen gubarin aja lang,,...” nday pun emosi mendengar ucapan galang dan berkata..” kalo gitu gw keluar dari band ini ..” galang pun menjawabnya dengan emosi...” oke...!! sana lu pergi... jangan balik-balik lagi...”
nday pun pergi dan dia memutuskan untuk keluar dari band ... dan mereka bertiga pun kembali kerumah masing-masing...

Keesokan harinya...galang , dony ,dan ipul berkumpul dan membicarakan masalah yang kemarin , sambil makan gorengan di kantin .ipul pun berkata ”seharusnya lu jangan begitu lang kemaren..... kita diemin aja dulu si nday ,biarn aja dia maw kaya gimana...”, galang pun menjawab.. ”abis gw sewot...kita gak jadi ngeband ..Cuma gara-gara dia...” dony pun menyahut ” bener juga si pul ... kita gak jadi ngeband Cuma karena dia...apa kita cari pengganti dia?” ipul menjawab dengan keras..” nggak... gw gak setuju ... kita sahabatan udah lama ... dan kita bentuk ban ini juga atas persahabatan...gw gak mao ,persahabatan kita ancur Cuma karena band ini...,yaudah ntar gw omngn lagi ma nday...siapa taw kalo di omngin pelan-pelan dia bisa berubah dan ngerti...” galank dan dony pun menjawab..” iya udah... asal dia mao berubah...” ipul menjawab lagi..” yaw dah gw nyamperin nday dulu ...” ipul pun langsung mencari nday untuk membicarakan masalah mereka berempat... akhirnya mereka bertemu di perpustakaan... ipul pun langsung memanggil nday.. ” ndaaaaaay....di sini lu ternyata... gw cariin dari tadi....” dengan jutek nday pun menjawab...”ada apa pul? Ko lu nyari-nyari gw..? bukanya lu pada udah benci sama gw? ” ipul pun menjawab.. ”gw mao omongin masalah kemaren day.....” nday kembali menjawab.. ”bukanya udah jelas? Gw udah keluar dari band kalian?” ipul menjawab dengan perlahan-lahan ..” jangan egois gitu dong day...lu kan yang salah ..harusnya lu minta maaf sama kita,bukan malah maen keluar aja....” nday pun menjawab.. ” iya juga si...gw udah salah...harusnya gw minta maaf ma kalian.. . terus gw harus gimana pul? “ ipul pun menjawab “ ya udah ntar kita omngin lagi … yang penting lu mao minta maaf sama mereka.. “ nday pun menjawab.. “iya…”

mereka berdua pun jalan menuju kantin untuk bertemu dengan dony dan galang... .. sesampainya di kantin ..nday langsung duduk dan ipul pun langsung bertanya kepada dony dan galang... ”ni nday udah ada...gimana? kita maw maafin gak...? ” galang menjawab...” gw si terserah lu pada...” dony juga berkata..”yaw dah...asal lu janji day mao berubah..” nday pun menjawab...” iya gw minta maaf banget ...gw bakal berubah dan serius ngeband ma kalian.....”.. ipul pun berkata dengan tersenyum... ” ya udahkan..?masalh kita udah selesai....? kan gini enak...yaw dah nanti kita pulang sekolah langsung ngeband... ” nday,galang,dan dony menjawab...”okeeeeeee”.. merekapun kembali kekelas untuk kembali belajar,karena bel masuk sudah berbunyi....

dengan demikian persahabatan mereka kembali membaik... dan band merekapun sudah solid dan kompak.... maka bila ada masalah seharusnya diselesaikan dengan baik... dan jangan ada emosi sekalipun... THE END


syaiful ramdhani..
xii ips 3
-------------------------------------------------------------------------------------.
Pengalaman yang tak terlupakan


Suatu hari aku diajak oleh teman untuk hadir diacara ulang tahun, bersama teman-teman yang lain. Tempatnya di daerah Kemang, kita semua sangat senang karena diteraktir. Aku bersama teman-teman yang lain pesan makanan sesuai yang kita inginkan.
“Wah… enak banget ya makanannya!” kataku.
Beberapa jam kemudian semua selesai makan.
“Mau kemana lagi kita?’ tanya temanku.
“Bagaimana kalau kita ketaman ayyudia! Disitukan rame ,” jawabku.
“Yaudah.. kita ketaman ayyudia aja” kata temanku.
Dari selesai makan diKemang aku dan teman-teman langsung berangkat ke taman ayyudia, untuk reflesing, adapun teman-teman aku yang ikut, Ita, Adam, Ogi, Bayu, dan Galang. Kita semua berenam, termasuk aku. Beberapa jam kemudian sekitar jam 23.00 temanku mengajak jalan-jalan lagi.
“Bagaimana kalau kita ke Sektor 9, sekalian sisya?” tanya temanku.
Teman-teman ku rada setuju, termasuk aku. Dipejalanan kita semua tertawa karna senang,tiba diSektor 9 kita semua masuk kecafe sisya, disana kita jalan-jalan kembali mengelilingi Sektor 9 dan tiba-tiba, entah kenapa aku dan teman-teman salah jalan. Disitu jalannya sangat gelap banget, banyak pohon pisang pula, pas aku jalan terus, ternyata! Ada kuburan disekitar jalan tersebut. Aku dan teman-teman langsung ngebut bawa motornya, sangking ketakutan melihat kuburan yang disepanjang jalan itu. Ketika aku lihat jam, ternyata sudah jam 2 pagi, diujung jalan untungnya ada beberapa orang yang sedang ronda, salah satu temanku bertanya pada bapak-bapak itu.
“Pak, kalau mau ke jalan raya lewat mana ya?” tanya temanku.
“Dari sini, kalian lurus terus belok kiri, lurus terus! Entar ada masjid, belok kanan, udah deh bertemu jalan raya.” Jawab bapak itu, memberi tahukan jalan pada kami.
“Kalau begitu terima kasih ya, Pak.” Jawab temanku.
Akhirnya kita semua melanjutkan perjalanan. Pas kita jalan sampai juga jalan raya, kita semua sangat senang. Karna pada panic ngeliat kuburan disepanjang jalan yang ada kuburannya itu. Lalu kita pulang kerumah masing-masing sesampainya sekitar jam 03.15 pagi.
Kejadian ini kalau tidak salah 2 hari sesudah lebaran Idul Fitri 1430H. menurut aku pribadi, ini pengalamanku yang sangt tidak terlupakan.


Dibuat oleh:
Ayudya Juliana
12ipa

Jumat, 05 Maret 2010

Potong kambing kurban SMA Darul Ma'arif..2009






.
Indahnya kebersamaam di SMA Darul Ma'arif
.

Rabu, 03 Maret 2010

Setengah Cinta yang Terputus

Setengah Cinta yang Terputus

Hari jum’at itu, setelah menyerahkan portofolio sertifikasi guru di Sudin, Walikota Jakarta Selatan aku langsung pulang. Di rumah kemudian aku buka laptop untuk melihat siapa yang online, aku berharap orang yang ku dambakan juga online. Ahaa…ternyata juga online. Waktu sudah menunjukan pukul 11.58, kemudian aku tegurnya kenapa tak sholat jum’at.
“Hai..ini dah jam segini, nggak sholat?”.
” Nggak apa-apa kan bolos Jum’atan sekali, lagi pula saya lagi makan. Lapar sekali nih sekarang….”.
“ Weii...jangan gitu dong, kan ini sholat wajib bagi laki-laki…, ya udah cepat makannya, terlambat dikit nggak apa, daripada nggak sholat....”.
”Ok deh, aku cepetin makannya yah...? iya ya daripada nggak sholat....”, kemudian dia tak terlihat online lagi.


Tirta ….!! Yah … Tirta, dia seorang yang lemah imannya. Setengah hidupnya ditemani orang yang tak seiman. Dia mendapatkan seorang istri keturunan yang telah lama tinggal di Indonesia. Karena beda keyakinan bahkan mereka menikah sampai tiga kali di institusi yang berbeda. Inilah bentuk pengesahan perkawinan mereka yang berbeda keyakinan. Dari hasil perkawinannya lahirlah seorang putra yang diberi nama Raja. Mereka sangat bahagia mendapatkan seorang anak yang lincah dan sehat, tak disangka ketika anak itu memasuki usia sekolah terlihat ada kelainan. Kemudian mereka berkonsultasi dengan seorang dokter dan ternyata anak yang semata wayang itu menderita autis. Betapa sedihnya mereka. Kehidupan pun terus berjalan seperti biasa, dan Tirta sering meninggalkan kewajibannya sebagai seorang muslim. Imannya goyah. Semakin lama mereka berumah tangga, banyak peristiwa yang mereka alami, dan perilaku istrinya semakin lama semakin berbeda, tabiatnya menjadi kasar padanya. Sebenarnya ia mempertahankan perkawinan itu hanya untuk melindungi anaknya dari kekejaman istrinya.


Asyiikk dengan facebook dan jejaring X, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 13.00. Sudah pasti shalat Jum’at telah selesai, tak lama dia terlihat online lagi.
”San nanti bisa nggak kita jalan, aku tanggu yah jam 4 sore di kampus,” sapanya.
”Ok...!” jawabku.
”San, tadi aku ngantuk sekali waktu ujian, waah...nggak tahan mata ini tadi. Semalam aku nggak bisa tidur, aku bangun jam setengah 4 terus nggak bisa tidur lagi, ngantuk deh jadinya...”, katanya.
”Ya udah sekarang tidur, istirahat ajah..., jangan dipaksa kerja,” sahutku.
”Eh San, bisa ngga kalau kita majuin ajah perginya..? mau ngga..?”.
” Bisa ajah....sekarang juga bisa...he..he..he”.
” Lho ...?? Kok, kamu memang sudah stand by...? Tidur pakai baju pergi..? Ok jam 3 sudah sampai di kampus ya”, katanya.
”Ya ngga lah, aku mandi dulu, baru berangkat. Ya sudah aku mandi dulu yah...!” sahut ku.
Aku bergegas mandi, kemudian pilih-pilih baju yang pantas untuk berjalan bersamanya.

Waduuh...! Lama sekali menunggu bus yang lewat, sudah 15 menit aku berdiri di sini. Ah, lebih baik naik taxi saja, pikirku. Akhirnya kuputuskan naik taxi agar lebih cepat sampai di kampus, takut dia menunggu kelamaan. Di perjalanan menuju kampus aku sudah bayangkan dia, mengingat pertemuan kemarin.

Sesampainya di sana, dia sudah menunggu aku di mobil. Aku langsung pindah ke mobilnya. Dia bukakan pintunya seraya tersenyum lembut.
„Kita ke Glodok dulu yah, beli alat buat lab. Masa kampus segede ini ga punya alat, payah kampusnya ga mau rugi...“katanya.
„Emang iya..?? Masak sih...?“ tanyaku keheranan.
„Iya, ga percaya...?“

Mobil terus melaju ke arah Pasar Senen menuju Glodok, tapi rencana untuk beli alat yang dicari tidak jadi, dan kami sepakat untuk minum juice di Ancol. Dalam perjalanan itu tangan dia selalu menggenggam jari-jariku. Setiap itu pula aku selalu tersenyum padanya, terasa nyaman gengaman itu.
„ Eh, kamu tau ga tadi...?“ katanya.
Aku memandang dia penuh tanya.
„Tadi tuh.. si Amin telpon aku lagi, terus aku bilang aku ga ada waktu hari ini..“ katanya.
Aku hanya tertawa saja..... mengingat kelakuan si Amin terhadap dia. Si Amin itu adalah ahli IT di kampus itu, juga sangat menyukai dia, pernah juga tangan dia di remas-remas si Amin. Dia sempat ngedumel kalau dia itu bukan AC/DC.

Tak terasa sudah sampai di Ancol, kemudian cari tempat yang ada juice. Di tepi pantai itu kami minum juice. Udara saat itu agak panas, namun tak berapa lama sinar matahari hilang. Dia selalu menggandeng tanganku, serasa tak mau ia lepaskan. Kami duduk berdua sambil bicara apa saja. Tiba-tiba dia mencium pipi aku dengan cepatnya. Aku kaget sekali...kemudian aku memandang wajahnya, dia tersenyum seraya berkata” Satu kosong....”. Aku hanya bengong saja, tak tau apa yang harus kukatakan. Kemudian dia meremas tanganku dengan lembut.

“Sudah...?” seraya memandangku.
“Yok...kita jalan lagi”.
Kami pun naik mobilnya.
“Kita kemana sekarang...?” katanya.
Aku jawab, ”Terserah, aku manut ajah...!”
Sambil menyetir dia senyum-senyum sendiri, lalu mobil berhenti... tiba-tiba dia mencium bibirku dengan cepat. Aku kaget lagi...

Setelah itu kami melanjutkan perjalanan pulang, tapi sampai di gerbang keluar, petugas gerbang meminta kami ke kantor polisi. Dia turun dari mobil untuk menyelesaikan urusan tersebut dan aku menunggu di mobil saja hingga tertidur. Kukira urusan itu sudah selesai ternyata belum, mobil harus di tinggal untuk pembuktian bahwa itu bukan kejahatan. Kami harus pulang dengan menggunakan taxi. Di dalam taxi aku melihat wajah dia sangat lelah dan bingung.... Kupegang tangan itu untuk menenangkan hatinya, dia hanya tersenyum hambar, sekali-sekali tangan itu aku cium untuk menguatkan perasaannya. Dia hanya diam membisu ... aku menawarkan untuk menemani dia mengambil STNK, dia tersenyum seraya berkata ”Tidak usah....... biar saja”
“Ga apa-apa...”

Aku tiba di rumah, perasaan hati ini tak tenang.... hingga aku tak dapat tidur, gelisah memikirkannya. Apa yang akan terjadi nanti. Aku tak tahu, yang pasti hati ini gelisah. Aku kemudia sms ke dia,” Dah di mana?”. “Aku dalam perjalanan sama Raja, tolong beberapa hari ini jangan hubungi saya dulu yah.” Jawaban sms itu yang makin membuat aku gelisah, hingga aku bingung.

Esoknya tak ada kabar dari dia, aku semakin bingung dan gelisah. Aku hanya duduk termenung memikirkannya. Apa yang telah terjadi dengan dia. Minggu pagi aku mendapat sms dari dia yang isinya memintaku menghapus account email dan account jejaring X dia karena di situ ada surat antara aku dengan dia.

Senin pagi aku sudah ada di sekolah, aku piket hari itu. Aku tak ada jam untuk masuk kelas makanya aku buka internet untuk online. Aku berharap dia juga online dan ternyata dia online. Langsung kusapa dia ”Assalammualaikum Pak’e..., gimana...?” Dia kemudian menceritakan kejadian setelah pergi dengan aku. Jum’at malam sampai subuh dia dimarahin terus dan dipukulin hingga badannya terasa sakit, terutama kepala kiri dan bahu yang dihajar habis-habisan. Mungkin dia akan ke dokter untuk berobat. Dia juga mengaku bahwa dia pergi dengan seorang wanita yang namanya Anti. Istrinya yang maha galak itu tak percaya dengan ucapannya dan melemparkan berbagai tuduhan. Dia memohon aku untuk mengerti dengan posisinya, dan juga dia menyesal membuat aku tak bisa tidur. Selain itu dia mengatakan juga kalau dia tak akan muncul online, mungkin dalam seminggu ini. Kemanapun dia pergi, dia akhirnya selalau ditemani istrinya hingga tak ada ruang gerak untuk beraktifitas.

Semua fasilitas yang dia miliki diambil istrinya, ATM-pun dikuras habis uangnya dan kartu kredit juga diambilnya. Biaya transport untuk bekerja juga dibatasi. Handphone pun diambilnya juga, dan dia gunakan hp Raja, anaknya. Aku dimohon untuk tidak menghubungi hpnya. Dia juga mengatakan kalau istrinya akan mengancam akan menghubungi direksi tempatnya bekerja, agar kontrak kerjanya dihentikan dan akan membuat malu di kampus juga akan mengobrak-abrik dia di mana saja. Aku tak menyangka istrinya sampai berbuat begitu. Dia mengatakan kalau istrinya itu cuma mau menguasai dirinya karena tidak ada orang lain yang melindungi dan sekarang benar-benar dia disekap.

Aku hanya bisa memberi saran padanya, kalau dia harus punya sikap terhadap istrinya karena dia itu kepala keluarga, dan jangan takut dengan ancaman istrinya karena di manapun semua sudah tahu cara kerjanya dia.

Masalah ini membuat Raja menjadi korban. Malam ketika dia dihajar istrinya, tekanan darah Raja naik hingga 150/100. Raja mengancam akan bunuh diri. Raja marah besar hingga dia memotong-motong rambutnya sendiri. Aku merasa bersalah atas kejadian ini. Aku memohon maaf kepadanya, kalau aku sudah menyusahkan dirinya. Tapi dia mengatakan bahwa aku tidak bersalah dan meminta aku berdoa saja agar masalah ini cepat selesai.

Aku mulai mengenal internet itu karena di tempat mengajar sudah menggunakan sistem online yang dikenal dengan kata SAS. Aku mulai mencoba-coba membuka situs internet juga mendaftarkan menjadi anggota friendster untuk mencari teman di dunia maya. Selain itu juga aku menjadi anggota jejaring X, di sinilah aku menemukan teman yang paling enak di ajak komunikasi. Dia mengajar di universitas A. Kami selalu berkomunikasi melalui messages jejaring X. Aku mulai menyapa dia dengan mengirim gambar-gambar yang sangat menyejukkan, dan dia selalu membalasnya di kotak surat jejaring X. Akhirnya kami berhubungan secara intens melalui internet ini.

”Mbak Santi, terima kasih kirimannya.. Selamat bekerja juga, dan sekarang sudah jam 12.00. Selamat makan dan selamat beristirahat. Semoga hari ini jadi hari yang terbaik dan menghasilkan berbagai hal yang baik buat mbak Santi” katanya dalam messages.
“Ok, pak Tirta...sama-sama ya, yok...kita istirahat dan makan ya.... mau makan apa ya..? masih bingung neh...” kataku.
“Jangan makan yang bikin bingung mbak! nanti teler lho!... ” .
“Waduuuhh apa ya..?? yang enak n yang ga bikin gemukin badan gitu loh.....”.
“Gemuk itu kalau sedikit boleh lho mbak, sebagai "tabungan" di waktu sibuk. Kalau takut gemuk ya sate ayam seporsi berdua, terus makan buah buat ganjelnya. Kalau bisa sih menunya 4 sehat 5 sempurna, 6 gratis! he... he... he...”.
“Hhahhahahh...ueeenaaakk bangeeeet, klo gitu...... tapi siapa yang mau gratisin.... hehhhehe”.
“Eh mbak, siapa tahu ada yang mau! Lihat ke kiri dan ke kanan ajak saja! Kalau nggak mau? Awas... gitu!!!”
“Hhoohooho.... wah, itu namanya malak donk, takut ah... aku ga mau jadi preman ah....”.
“Bukan malak Bu! Diminta keikhlasannya... kalau nggak ikhlas, awass...!!. Huahaha.... awas Bu nanti itu sendok masuk ke hidung!”
“Hhuuuuh, sama aja... Pak.... ya malak-malak juga, Pak Tirta aja yang gratisin mau ga...??....mau ya.. mau ya... hehhe”.
“Ya boleh! Nanti tukang satenya suruh ke sini ya! ha... ha..... ha... Mbak, jam 13.00 saya mesti ngajar. Maklum di negara kita ini masih banyak orang yang kurang ajar.... udah dulu ya! sampai besok! dadaaaag...”

Suatu saat dia menawarkan aku untuk menjadi dosen di tempat dia mengajar. Dia mengatakan kalau di kampusnya itu ada ribuan mahasiswa tapi dosen yang mengajar sangat kurang. Sebenarnya yang dicari itu adalah dosen yang telah memiliki ijazah S2 sedangkan aku hanya S1. Dia menganjurkan aku untuk melanjutkan sekolah S2 dan memang itu adalah keinginan aku sejak dulu. Karena pendidikan aku hanya S1, dia tetap mengusahakan aku untuk bisa mengajar di universitas itu. Dia menyuruh aku untuk mengirim surat pengajuan lamaran mengajar melalui email nanti akan dilanjutkan ke bagian SDM.

Hari ini aku mengirim gambar atau tagged pemandangan lagi. ”Mbak Santi, terima kasih kirimannya. Pemandangan yang bikin sejuk di tengah-tengah pemandangan kampus yang sumpek-pek-pek... ”, katanya. ”Mbak Santi, pagi-pagi udah di kantor? Di mana kantornya?”
“Ya, udah lah....aku kan masuk kelas dah dari jam 6.30, tempat aku ngajar di jalan F”, jawabku.
“Berangkat jam berapa dari rumah Bu? Tinggalnya di mana?”.
“Heheehheh....dari rumah berangkat jam 6 kurang 10 menit atau jam 6 baru berangkat, lagi pula tempat aku ngajar ga jauh kok dari rumah... aku tinggal di Kebayoran Baru, kalau Pak Tirta di mana?”
“Saya di Cempaka Putih Bu! Ibu ngajar di sekolah mana?”
“Aku ngajar di tiga sekolah salah satunya di SMA DM, di sini waktuku yang paling banyak..., Pak Tirta insyaallah aku kirim CV ke email Bapak ya...ga apa kok aku dibuat cadangan ngajar heheheh... Bapak dah makan belum?”
“Enak ya ngajar di banyak tempat, banyak yang nyetor jadinya... udah, baru saja selesai, soalnya jam 13.00 saya mesti ngajar. Tadi dari jam 9 saya nguji laporan mahasiswa 4 orang dikebut saja, kebetulan dua anak memang bagus tulisannya, jadi tidak terlalu repot nanyanya. Dua anak lagi agak kurang baik tulisannya. Mbak Santi, terima kasih ya kiriman tag-nya”
“Ngajar banyak, enak ga enak kan buat kebutuhan Pak, namanya juga single parents buat biaya anak dan sekarang ini lagi butuh-butuhnya biaya neh, jadi buat aku sendiri belum dapat...... makanya mau cari tambahan lagi nih, syukur-syukur bapak bisa bantu, thanks ya...”.
“Mbak Santi, jangan lupa pas fotonya 4 x 6 cm, jangan yang 40 x 60 ya! nanti diangka caleg lho!”
“Hahahhahh... Pak Tirta, bisa aja. Ya iya lah ukuran 4 x 6, aku kan ga nyaleg...takut deh klo nyaleg, ntar bisa streees. Ok deh Pak Tirta, nanti aku kirim ktp juga photo....berwarna ga Pak...? Thanks ya dan gimana orang-orang yang ajar.... masih kurang ajar...?”
”Ya donk yang berwarna, asal jangan warnanya dicoret-coret pake spidol...”.
”Mbak Santi, yang namanya pengajar itu kalau di Indonesia prospeknya bagus sekali, karena sekian puluh persen masyarakatnya memang kurang ajar. Lihat saja itu yang di DPR. Namanya anggota partai “X” itu kan hubungannya dengan agama, tapi kerjanya korupsi sama main perempuan. Nah itu tuh yang namaya kurang ajar tulen asli 100%”.
Memang menjadi pengajar itu sangat mulia dan prospeknya cukup bagus sekali. Dulu dia bukan seorang dosen, tapi dia bekerja di bidang promosi.

Hubungan aku dengannya semakin dekat, aku mulai menaruh hati padanya. Aku tidak berpikir kalau dirinya sudah berkeluarga. Aneh, dia juga juga menaruh hati padaku. Semakin hari perasaan aku semakin memuncak, rasa sayang dan cinta timbul begitu saja. Melalui obrolan ringan, dia memberiku semangat untuk belajar kembali. ”Mbak Santi lagi nggak ada jadwal ngajar ya! Saya sebentar lagi harus nguji, hari ini ada 4 orang. kemarin 3, selasa malah baru selesai nguji jam 21.15.lagi banyak yang diuji, maklum jumlah mahasiswanya ribuan orang. Mbak Santi, jangan lupa untuk nerusin sekolah lho mbak! Jangan pernah merasa tua untuk sekolah, soalnya ilmu itu terus berkembang,” katanya.

Jakarta, 3 Maret 2010

Senin, 01 Maret 2010

Uji materi karya tulis SMA Darul Maarif 2010

XII IPS 3 tahun 2010
XII IPA tahun 2010
XII IPS 1 tahun 2010
XII IPS 2 tahun 2010

.