Daftar Blog Saya

Selasa, 16 Maret 2010

SESAL

Janji sudah dibuat, kenapa menjadi ragu. Memang kita bisa berencana, tapi kita tak bisa memungkiri kalau rencana itu bisa berubah. Senin pagi, matahari yang bersinar cerah seharusnya bisa membuat orang ceria. Kenapa hati ini tak begitu yakin untuk menjalani kehidupan yang akan datang. Hatinya tak secerah matahari yang bersinar. Seakan dirinya tak bisa menerima keceriaan yang diberi matahari. Hatinya gundah karena keragu-raguannya.

Seandainya ada orang yang telah berjanji kemudian tidak menepati janjinya? Apakah yang akan kau perbuat? Mungkin kau akan kecewa atau bisa saja kau akan sakit hati. Kau pasti tahu bagaimana rasanya kalau kau diingkari. Dan jika kau mudah emosi, pastinya kau akan marah sekali.Apa yang akan kau buat jika kau marah karena diingkari?

Rasa kecewa sudah ada sejak awalnya. Dari yang pernah kau janjikan, pagi itu sudah mulai kau ingkari. Tak tahu, rencana apa yang ada dalam pikirannya? Apakah itu dikarenakan rasa takut yang sangat mendalam atau karena yang lain....Tak tahu.

Tak ada yang bisa diucapkannya, hanya bisa diam membisu. Pikirannya melayang entah kemana... Kau tahu, apa yang dia lakukan? Dia mencoba untuk bicara tentang yang akan datang.
Dia berusaha untuk mendapatkan hatinya, padahal hati dia sudah ada di dirinya. Sungguh, tak bisa di percaya...

Hari ini semuanya habis. Tak sedikitpun hatinya ragu untuk memberikan yang ternilai ini. Dia lakukan karena rasa sayang dan cinta yang sangat mendalam. Dia yakin kalau dirinya sangat di cintainya. Apapun yang dilakukannya diberikan secara ikhlas.

Perasaan yang tadi pagi menghantui dirinya, akhirnya terjadi. Hanya beberapa jam saja dia bersamanya. Dia terpaksa harus turun untuk meninggalkannya. Bayangkan...di turunkan di pinggir jalan. Kupikir kasihan juga dirinya...

Langkah demi langkah dia menyusuri jalan sendiri. Hatinya sangat kecewa dengan apa yang dia dapat. Hatinya berteriak histeris...menangis, menyesali dirinya. Di mall itu dia tak tahu harus apa, dia hanya duduk termenung saja. Pikirannya kalut bagaikan benang yang tak bisa diuraikan. Dia terus melangkah tak tahu kemana tujuannya. Dia kembali ke mall yang lain, dan di situ juga dia tidak tahu mau apa?

Tak terasa hari telah siang, terlihat dia bersujud di pojok musholah mall itu. Dia mohon pengampunan dariNya, karena sudah melakukan laranganNya. Lama dia bersimpuh menangis ... dan menyesali keadaan dirinya. Setelah itu dia melangkah lagi menyusuri jalan di ibukota dan akhirnya dia sudah ada di kota tua. Dia sangat menikmati suasana gedung tua itu, dirasakannya dingin dan lembab. Ruang utama gedung itu hanya di kunjungi beberapa orang saja, terasa sepi sekali. Hatinya seperti merasa nyaman ada di gedung tua itu, hatinya sepi seperti suasana gedung tua itu. Sungguh ...dia sangat menikmati kesendiriannya.

Waktu terus berlalu hingga menjelang petang, seorang penjaga menghampirinya. Dan mengatakan" Maaf, kami sudah mau tutup". Kemudian dia keluar menyusuri jalan di kota tua, suasana sore itu sangat menarik di hatinya, hingga dia lupa akan hatinya yang sedang sakit dan kecewa.

Tidak ada komentar: