Daftar Blog Saya

Senin, 12 April 2010

PANTUN

Sate sapi dari tambun,
dibakar di atas peti.
Ade yang baik masih manyun,
abang rindu setengah mati

Naik taksi ke pasar baru,
beli bakwan sama rambutan.
Nenek-nenek lagi cemburu,
marahnya bukan buatan

Jumat, 09 April 2010

Memburu Rahmat Allah (Bukan Pak Rahmat tetangga sebelah)

Sabda Nabi saw: "Kalaupun orang masuk surga, itu bukan krn prestasi amalannya"
Shahabat bertanya: "Loh, kok gitu ya Rasul? Apa hal itu berlaku juga pada engkau Ya Rasulullah?"
Nabi saw: "Iya, termasuk aku".
Shahabat: "Trus dengan apa kita bisa masuk surga Ya Rasulullah?"
Nabi saw: "Semata-mata dg Rahmat-Nya".

Sepenggal dialog itu singkat, tetapi masya Allah.....
Mari kita telusuri nuansanya....

Kalau amal kita tidak menentukan untuk masuk surga, apakah kita tidak usah beramal sholih saja?
He he he.......

Justru karena amal sholih sehebat apapun itu bukan merupakan penentu untuk masuk surga, maka kita jadikan saja amal shalih itu sebagai senjata pamungkas kita "mendobrak" pintu sorga. Amal shalih kita mari kita jadikan "umpan" pengail Rahmat-Nya, yg dengan "Ikan Paus" bernama "Rahmat" itu maka kita bisa diberi hak untuk berlabuh di SURGA. Jangan lupa, amal shalih yg sangat remeh bagaikan cacing di ujung kail itu, mari kita bumbui dg aroma ikhlas, dg pewarna ilmu, dg cabe pengurbanan, dg vetsin tawadhu', dikemas dalam wadah jama'ah, dibersihkan dari serabut ria, diprasmanankan dlm wujud kebersahajaan, disikapi dg qona'ah, kita mengantrinya dg kesabaran, digarnis dg tawashou bil haq a tawashou bish-shobr, sambil selalu bergegas memacu waktu agar setiap detik melahirkan pahala, maghfiroh, ridho, dan kasih-sayang-Nya. Maka Ikan Paus yg bernama "Rahmat" itu pun akan sangat "bernafsu" untuk "menerkam" umpan kita, lalu menarik kita ke pintu Surga........

Allahumma aaaamiiiinnnn....

Al Qur-aanul Karim memberikan deskripsi yg bagaikan kertas lusuh penunjuk arah menuju tempat "harta Karun" tersimpan, untuk segera kita ni'mati.
Inilah pesan2 itu:

Utk mendapatkan rahmat Allah (menurut Al Qur-aan) adalah dengan cara sbb:
1. Laksanakan/penuhi hududullah (hukum Qishosh, rajam, diyat, ta'zir, cambuk, dsb) [2:178];
2. Ikuti ajaran Nabi saw [7:63]
3. Perbanyak istighfar [27:46], sedang Nabi saw pun istghfari >70x/hari (Hadits);
4. Ikuti petunjuk Qur-aan dan cermati penjelasan2-nya [6:157];
5. Takutlah kpd ancaman siksa akhirat dan berusahalah utk terhindar daripadanya [36:45];
6. Bila dibacakan Qur-aan: simaklah baik2, perhatikanlah dg tenang [7:204];
7. Jalinlah persaudaraan dg sesama muslim, mesrakanlah hubungan antar kita, takutlah kpd Allah [49:10];
8. Ta'atlah kpd Allah & RasulNya [3:132];
9. Tegakkan shalat, tunaikan zakat, taatlah kpd Rasulullah saw [24:56];
10. Ikuti arahan Qur-aan yg penuh berkah itu, taqwalah [6:155];
11. Beriman, integratiflah/bersinergy-l
ah dlm amar ma'ruf nahi munkar, tegakkanlah shalat, tunaikan zakat, ta'atlah pada Allah & Rasul-Nya [9:71].

Semoga kita smua kelak bakal "tersesat" ke dalam Surga-Nya dengan perjuangan keras menemukan perburuan RAHMAT-Nya ... Amin ya robbal alamin...

Minggu, 04 April 2010

HEBATNYA HURUF "T" :

Maap yeee yg udah pernah mbacaaa....

HEBATNYA HURUF "T" :

Tatkala Temperatur Terik Terbakar Terus, Tukang Tempe Tetap Tabah, "Tempe-tempe" , Teriaknya. Ternyata Teriakan Tukang Tempe Tadi Terdengar Tukang Tahu, Terpaksa Teriakannya Tambah Tinggi, "Tahu...Tahu. ..Tahu... !"

"Tempenya Terbaik, Tempenya Terenak, Tempenya Terkenal!!", Timpal Tukang Tempe Tukang Tahu Tidak Terima, "Tempenya Tengik, Tempenya Tawar, Tempenya Terjelek.... !"

Tukang Tempe Tertegun, Terhenyak, "Teplakkk... !" Tamparannya Tepat Terkena Tukang Tahu. Tapi Tukang Tahu Tidak Terkalahkan, Tendangannya Tepat Terkena Tulang Tungkai Tukang Tempe. Tukang Tempe Terjengkang Tumbang! Tapi Terus Tegak, Tatapannya Terhunus Tajam Terhadap Tukang Tahu. Tetapi, Tukang Tahu Tidak Terpengaruh Tatapan Tajam Tukang Tempe Tersebut, "Tidak Takut!!" Tantang Tukang Tahu. Tidak Ternyana Tangan Tukang Tempe Terkepal, Tinjunya Terarah, Terus Tonjokkannya Tepat Terkena Tukang Tahu, Tak Terelakkan! Tujuh Tempat Terkena Tinjunya, Tonjokan Terakhir Tepat Terkena Telak. Tukang Tahu Terjerembab. "Tolong.. Tolong.. Tolong..!", Teriaknya Terdengar Tinggi. Tetapi Tanpa Tunda Tempo, Tukang Tempe Teruskan Teriakannya, " Tempe .. Tempe .. Tempe ..!!"

Aku harus bagaimana?

Yang satu mengatakan kalau dirinya sudah menyelesaikan masalahnya. Dan yang satu lagi mengatakan belum selesai. Dari kedua cerita itu agak berbeda versi semua menganggap dirinya yang benar. Keduanya adalah sahabatku, mereka saling mengeluh dengan masalah yang dihadapinya. Sebenarnya kalau ada saling keterbukaan diantara mereka, masalah ini tidak akan muncul dan dengan mudah dapat diselesaikan.

Ketika aku sedang ada di kamus, tiba-tiba ada sms yang masuk. Dia mengatakan,"An...maafin gw ya, belum bisa... Tapi insya Allah nyicil aku bisa, maafin gw ya...". Aku baca sms ini rasanya agak janggal. Aku call dia, lama tak diangkat. Aku makin curiga, ada apakah sahabatku ini. Akhirnya tersambung juga, aku kaget dia bicara sambil menangis terisak-isak.
"Ada apa Wi..?? Kenapa kamu ini? Coba utarakan masalah kamu?" tanyaku bertubi-tubi. Tapi dia tetap tak mau megatakannya.
"Kamu di mana?" tanyaku lagi.
"Aku di rumah ibu...", jawabnya.
"Ayo Wi, katakan ada apa ini? Aku kan sudah bilang, jangan kau pikirkan uangku yang kau pinjam. Kalau kamu belum bisa mengembalikan, tidak apa-apa. Kamu bisa bayar kalau kamu emang sudah ada uangnya, aku tidak akan menagih kamu. Sungguh aku tidak akan menagih nya". Dia tetap tidak mau mengatakan masalah yang sesungguhnya.

Esok harinya, sahabatku yang satu menghubungi aku. Dia juga tidak terbuka untuk mengungkapkan inti permasalahannya. Dia hanya menanyakan bagaimana caranya untuk mendapatkan uang, apakah aku bisa membantu meminjamkannya atau mencarikanya. Aku pikir dia adalah orang yang mampu dalam hal keuangan, dan tidak akan mungkin dia mau berkorban mencari pinjaman. Aku tahu siapa sahabatku ini. Tapi kenyataannya, aku tidak tahu siapa sahabat ini. Dia yang dulunya bergelimangan harta, sekarang dia terlilit hutang di mana-mana. Mendengar kondisi sahabatku ini, hatiku sangat pilu. Aku merasa tidak mampu membantu sahabatku ini, sedih juga. Memang belakangan ini dia selalu mengeluh dengan keuangan.

Aku dan mereka memang sudah bersahabat lama. Persahabatan ini membuat aku punya teman untuk berbagi masalah. Sungguh aku menikmati persahabatan ini. Rasanya aku tak ingin persahabatan ini hancur. Aku bertiga selalu saling mengisi dan membantu semampunya.

Salah satu dari mereka datang ke rumahku. Dia bercerita banyak tentang masalahnya dengan linangan air mata. Nafasnya tersengal-sengal menahan tangisnya. Dan tak kuduga masalahnya masih berhubungan dengan sahabatku yang satu. Allahu Akbar, aku tidak bisa memilih, keduanya adalah sahabatku. Aku tidak mau persahabatan ini rusak karena uang. Mungkin aku hanya bisa membantu solusi mereka berdua, tidak materi. Aku tidak mau memilih.

Kamis, 01 April 2010

Hati berbisik, kenapa aku diuji?

Dalam hidup ini tidak ada yang lepas dari suatu masalah. Semua orang pasti mengalami masalah itu. Jika kamu mendapatkan masalah yang terasa berat, kemungkinan hati kecil kamu akan mengatakan ,"Kenapa aku di uji seperti ini?" Kau harus tahu, berat dan ringannya suatu masalah itu tergantung kepada bagaimana kita menyikapi masalah tersebut. Kita akan mudah mengeluh jika mendapatkan suatu masalah. Mengeluh adalah hal yang wajar karena itu merupakan fitrah kita, namun harus kita sadari bahwa ada hal yang jauh lebih baik daripada mengeluh. Jangan bersedih dengan berbagai ujian yang menimpa walau seberat apa pun. Kesedihan tidak akan pernah mengembalikan sesuatu yang telah hilang. Kekhawatiran tidak akan pernah membuat masa depan menjadi lebih baik. Keruwetan hati tidak akan pernah melahirkan sebuah keberhasilan. Hanya jiwa yang lurus dan hati yang ridalah yang mampu menjaga kebahagiaan.

Ujian itu adalah untuk kebaikan. Karenanya jangan resah dengan musibah-musibah yang menimpa diri kita. Janganlah mengeluh dengan kegetiran-kegetiran yang datang bertubi-tubi. Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menyikapi musibah itu. Menghadap kepada Allah, kembali kepada-Nya, menerima semua ketentuan-Nya dengan penuh keikhlasan, memenuhi hati dengan penuh kecintaan kepada-Nya dan berzikir kepada-Nya merupakan pahala yang di turunkan ke dunia, surga dan kehidupan itu sendiri.

Beban berat atau suatu ujian bukan hanya pada masalah yang tidak kita sukai tetapi sesuatu yang kita sukai juga bisa sebagai ujian yang teramat berat seperti menjadi pemimpin atau mempunyai harta yang melimpah. Tak jarang hal ini bisa lebih berat dari sekedar kekurangan harta atau kemiskinan.

Jika kau mendapat musibah atau masalah kemudian tidak mendapatkan jalan keluarnya. Biarkanlah waktu yang menyelesaikannya dan kamu harus bisa bersabar menghadapi masalah itu. Sabar itu merupakan kunci keluar dari kesulitan, dan barang siapa yang sabar, dia akan berhasil mengatasi permasalahan. Buah kesabaran itu adalah keberhasilan. Ketika seseorang mendapatkan masalah yang teramat berat sesudah itu ia akan mendapatkan sebuah kemudahan..

Seperti yang sudah dikatakan, jangan bersedih jika kita mendapat musibah atau kesulitan. Bersuka rialah dengan hari yang terus berlalu, sebab pergantian hari demi hari akan mengurangi umur kesulitan itu. Kesulitan adalah sebuah rentangan umur seperti umur manusia yang tidak bisa di perkirakan kapan akan berakhir. Setiap bencana yang datang adalah sebuah pelajaran yang tidak bisa dilupakan. Setiap musibah yang menimpa akan selalu terukir dalam pikiran kita. Oleh karena itu bencana merupakan teks abadi yang ada di alam pikiran.