Daftar Blog Saya

Selasa, 10 Agustus 2010

Kumpulan cerpen klas XII thn 2010

TAK SEKUAT ARJUNA

Saat itu hari terasa begitu berat bagi nya. Dia menggigit bibirnya sendiri seakan sakit yang dia rasakan akan sedikit menghilang, ya aku melihatnya dengan jelas. Dia yang berada di sudut ruang pesta itu, bening dimatanya nyaris menetes namun dia terus berusaha menahannya. Tak dia biarkan kelopak matanya berkedip, dia tak mau bulu mata nya menyapu air mata nya yang hampir tumpah. Apakah serapuh itu Arjuna yang aku kenal? Aku tak berani menghampirinya, aku tak ingin membuatnya merasa lemah dengan iba-ku. Arjuna kuat, aku sangat percaya itu. Mengapa aku sama sekali tak bisa menjadi apa yang Arjuna harapkan?
Malam itu, pesta ulang tahun Adit. Arjuna kenal betul siapa Adit, dia mantan-ku tepat sebelum Arjuna, dan mereka kenal karena Adit teman dari sahabat Arjuna. Entah mengapa dunia begitu sempit seakan-akan hidupku tak jauh dari masa lalu yang sangat ingin aku lupakan. Dulu aku yakin bahwa aku mencintai Adit sepenuhnya sebelum aku bertemu Arjuna, aku percaya dulu Adit pria terakhir untukku sebelum aku bertemu Arjuna, dan dulu aku sempat terpuruk cukup lama karna aku tau bahwa aku telah kehilangan Adit, dan itu dulu, dulu sebelum aku bertemu dengan Arjunaku. Arjuna yang mengangkatku, Arjuna yang mangajariku bagaimana cara mencintai lagi, Arjuna yang bilang bahwa lukaku bisa sembuh tanpa bekas, aku tau butuh waktu yang lama untuk Arjuna meyakinkanku bahwa Adit bukan pria yang baik untukku. Saat itu, aku tak percaya akan ada Adit kedua di hidupku, Adit pergi dan mengambil bagian terpenting dari hari-hari yang ku punya. Adit hanya memberiku 2 pilihan saat itu, tetap mencintainya tanpa memiliki atau mati. Sebulan Adit pergi tanpa kabar, dan belum sedikitpun aku menghapus cinta untuk Adit, aku mendengar kabar bahwa Adit pacaran dengan wanita cantik teman SMPnya dulu. Aku berharap aliran darahku berhenti saja, tapi kenyataannya aku masih hidup dan dapat bernafas dengan semestinya walalu agak sedikit sesak. Dan sekarang aku ada di pesta ulang tahun Adit, setelah sekitar 1 tahun aku tak bertemu dengan Adit yang dulu milikku itu, aku tak pernah mambayangkan jika aku berada di satu tempat dengan dua orang yang dulu dan sekarang aku cintai, Arjunaku dan Adit yang dulu punyaku.
Saat ini Adit ada di hadapanku dan Arjuna berdiri tepat di sampingku. Aku tak berani menatap mata Aditku yang dulu, aku menggenggam tangan Arjuna erat.
”Wah tamu jauh dateng juga.” Adit menyambut dengan wajah sumringah waktu aku dan Arjuna masuk pintu rumahnya. Dia mengulurkan tangannya. Arjuna segera menyambut tangan Adit dan melepas tangan kiri-ku yang sedari tadi menggenggamnya erat.. Oh Tuhan, apa yang harus aku lakukan, aku bersama kedua orang aku sayang. Aku harus berkata apa saat Adit melirik ke arah-ku dan bertanya kabarku? Apa aku bilang bahwa aku belum bisa melupakannya, bahwa aku masih sayang padanya, dan aku mengharapkan kehadiran hari-hari yang dulu bersamanya? Tak mungkin, ada Arjuna sekarang bukan Adit!
”Sudahlah De, kamu punya Arjuna sekarang! Dan dia sangat menyayangimu.” aku menasehati diriku sendiri dalam hati.
Saat Adit mengalihkan pandangannya dari Arjuna ke arah-ku tiba-tiba saja ia tersenyum sebelum meninggalkan aku dan Arjunaku menuju tamu undangan yg lain, dan dia masih setampan Aditku yang dulu, seindah mata nya yg sangat membuat aku kagum terhadap nya.
Aku dengar kabar bahwa Adit akan memperkenal kan pacar baru nya dan ia mengatakan bahwa mereka akan segera bertunangan . Wanita cantik teman SMAnya. Wanita yang membuatku tidak dapat memiliki Adit lagi sampai sekarang, sampai detik ini.
Aku tak dapat berbohong, Adit masih ada disini, ada di dalam hatiku, aku tak bisa semudah itu melupakan Adit walau ada Arjuna saat ini. Aku hanya dapat melihat wajah pasangan itu yang begitu bahagia di atas panggung, aku tak mengalihkan pandanganku selain dari panggung, aku tak memikirkan apa yang Arjuna rasakan saat itu berada di sampingku yang melihat masa lalu dengan penuh harap dan penyesalan. Arjuna maafkan aku, aku masih sangat mencintai Aditku itu. Maafkan aku Arjuna. Aku melangkah maju mendekati panggung meninggalkan Arjuna disudut ruang pesta itu. Entah apa yang dilakukan Arjuna kala itu, aku terpaku dengan acara yang sedang berlangsung. Mulai Adit memperkenalkan wanita itu, wanita yang ia cintai sekarang, ”Adit, apa kau tidak ingin melihat kearahku sejenak, aku yang masih sangat menyayangimu, apa kau tak ingin tau bagaimana perasaanku melihat ini semua? Adit aku sayang kamu.” hatiku terus berbicara tak terkendali, berharap Adit pun bisa mendengarnya dari atas panggung sana, tapi nyatanya tidak. Tak kusadari sedari tadi bening membanjiri pipiku. Aku menangis, dan aku tak dapat mengendalikannya. Semua orang diruangan bertepuk tangan dan air mataku semakin menjadi-jadi, aku sedikit terisak di tengah hadirin dalam ruangan itu.
Aku segera membalikan badan hendak kembali ke tempatku bersama Arjuna semula, dan kala itu aku melihat Arjunaku menahan air mata nya, dia menatapku dalam. Dan lututku lemas, aku berusaha menopang berat tubuhku yang semakin lemas dengan keaadaan kala itu. ”Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak tau. Arjuna maafkan aku, aku menyakiti kau yang tak pernah berbuat salah padaku. Maafkan aku Arjuna.” Hatiku kembali berbicara.
Saat aku segera ingn menghampiri Arjunaku, dia setengah berlari keluar ruangan pesta. Aku berlari untuk mengejarnya. Aku berbuat salah, dan aku harus meminta maaf kepada Arjunaku.
Dia masuk mobil, menyalakan mesin dan melaju keluar gerbang rumah Adit. Aku mengejarnya, dan di tengah jalan dia menghentikan mobilnya, aku pun menghentikan langkahku beberapa kaki dari mobil Arjuna. Arjuna keluar, dan dia menatapku sejenak. Lalu dia berlari menghampiriku. Dia tiba-tiba memelukku dengan erat sampai aku sulit bernafas. ”Maafkan aku” aku terisak di pelukannya. ”Maafkan aku menyakitimu, Arjuna” Aku memeluknya erat. ”Aku tak tau harus bagaimana? Aku merasa sangat bersalah padamu.” Arjuna melepaskan pelukannya dan menghapus air mataku. ”Apa yang harus aku lakukan untuk meminta maaf padamu?” Aku terus bertanya tapi Arjuna tak sedikitpun menjawab pertanyaanku, aku melihat jelas ada bening di pipinya. Dia menangis, dan aku yang membuat orang sebaik Arjuna menangis.
”Aku yakin aku sayang kamu Dea.” Arjuna menopang daguku, aku tak berani menatap matanya.
Airmataku menetes deras kala menatap mata nya yang berkaca-kaca saat dia mengatakan bahwa dia yakin di sayang aku. Menatapku dalam seakan-akan tatapan mata kami saat itu dapat mengatakan semua kata yang sangat rumit untuk dikatakan.
”Aku akan mencoba keras melupakan Adit, demi kamu” Ucapku
”Aku telah memutuskan mencintai kamu De, dan aku harus menghadapi apapun resikonya. Aku hanya ingin kau tak menoleh kearah yang lain saat aku berbicara, aku ingin kau ada disini saat aku marah ataupun menangis. Aku benar-benar sayang kamu Dea. Dan aku tak bisa membohongi siapapun. Entah mengapa aku selalu bisa memaafkan semua salahmu, dan aku selalu bisa memaklumi semua perbuatanmu, dan memang parasaan itu yang saat ini ada” Dengan tenang Arjuna mengatakan semua itu, dan aku tak tau harus berkata apa. Aku wanita terbodoh yang Arjuna miliki. Aku ingin Arjuna mendapatkan yang terbaik, mendapatkan apa yang dia inginkan, tapi aku belum bisa melakukan semua itu untuknya, karna aku teralu bodoh. Aku tak tau bagaimana cara mencintai Arjuna, Arjuna yang kupunya saat ini. Arjuna yang benar-benar tak dapat aku gambarkan bagaimana kebaikannya. Dia sangat kuat, tapi mengapa karna aku dia terlihat begitu rapuh, bahkan aku tak sanggup memeluknya yang serapuh ini. Aku tak bisa merangkainya utuh, aku hanya bisa menghancurkannya. Aku ingin dia tau, bahwa aku sama sekali merasa tidak pantas ada di sisinya, tapi aku mencintainya. Sangat mencintainya, dan jujur aku mencintainya melebihi cintaku pada Adit, Adit yang tak pernah akan dapat aku miliki lagi. Tapi aku tak dapat mengatakannya, aku akan selalu mencintai Arjuna, walau ada banyak Arjuna, aku hanya dapat mencintai Arjunaku yang satu ini. Arjuna sedang berdiri di hadapanku ini, Arjuna yang menangis karnaku.
”Arjuna, aku mencintaimu” Hanya kata itu yang mewakili semua yang aku rasaakan. ”dan maafkan aku Arjuna” dan hanya sederet kalimat itu yang dapat aku berikan, aku berharap dia tau semua apa yang aku rasakan. Arjuna, bantu aku melupakan Adit, dan aku akan setia hanya padamu, bantu aku, karna aku sangat butuh bantuanmu.

DIMAS ARJUNA KSATRIA PUTRA
XII IPS 1



Sekilas Kisah di Balik WAR Band

Hujan itu membasahi atap rumah ryan. Sore itu terasa dingin dan begitu gelap. Terdengar suara sambaran petir begitu kencang saling mengaduh sampai gaduh. Dengan pakaian seragam merah putih nya dia menangis di tepian balkon meratapi keadaan orang tua nya yang tak kunjung henti bertengkar hanya karena masalah kecil. Ryan seakan hidup dalam penjara. Teman dalam hidupnya hanyalah bibi Ijah alias pembantu di rumahnya.
Memang kehidupan mereka begitu “glamour” dibandingkan orang lain. Apapun yang ryan butuh akan segera dituruti. Namun sayang, dia tidak hanya membutuhkan kebutuhan rill, namun kasih sayang dari kedua orang tuanya yang utama dia butuhkan, tetapi orang tuanya belum menyadari bahwa ryan membutuhkannya. Yang ada dipikirannya hanyalah harta, harta, dan harta, karena menurut mereka harta lah yang dapat membuat seseorang bahagia.
Tibalah ryan semester 2 di kelas 6 sekolah dasar favorit di salah satu kota sekitar Jakarta Selatan. Saat itu sudah waktunya untuk ujian sekolah. Hari demi hari dia lewati ujian itu tanpa perhatian orang tuanya. Sampai pada hari ketiga ujian berlangsung ryan tak kuat menahan penat nya sehingga dia tidak datang ke sekolah, melainkan ke warnet tak jauh dari sekolahnya. itulah yang membuat ryan tidak lulus. Namun dengan bantuan sedikit uang membuat dia lulus dan melanjutkan ke SMP walaupun bukan SMP Negri seperti yang dia inginkan.
Kelas sudah terbagi. Bertemu teman baru menurutnya biasa saja. Namun satu wanita yang membuatnya terpesona pada pandangan pertama dan mungkin itulah cinta pertamanya. Apapun yang berada dalam penat ryan hilang ketika memandang wajahnya.
Ryan mencari tempat duduk yang tersisa.ryan berharap bisa duduk di samping wanita tersebut. Namun sayang dia sudah memiliki teman sebangkunya. Hanya 1 yang tersisa. Itu pun di pojok kiri belakang bersama pria juga. “tak apalah. Yang penting kan gue bisa lihat wanita itu” pikirnya dalam hati.
Pelajaran dimulai. Guru pertama yang masuk adalah wali kelas nya. Tanpa pelajaran yang dijelaskan, hanyalah perkenalan diri saja. Satu per satu murid di kelas itu memperkenalkan diri. Tiba giliran wanita idamannya memperkenalkan diri. Wanita itu bernama Putri Setya Oktaviani, bertempat tinggal di daerah pondok pinang.
ryan merasa heran dengan teman sebangkunya. pria itu bertampang seram dan berantakan seakan tak terurus. Segera ryan bertanya nama pria itu. Ternyata pria itu bernama Arya Tri Hartanto dan biasa dipanggil Arya. Dengan percaya diri ryan menceritakan kepada arya tentang perasaan dia terhadap Putri.
Bel isitirahat terdengar dari depan pintu. Siswa siwi bergegas menuju kantin. Kebetulan Putri sendiri. Ryan dan Arya mendekati Putri dan meminta nomor handphone nya. “dicatet ya. 08********” tutur putri ke Ryan.
Malam pun tiba. Seperti biasa orang tuanya kembali bertengkar. Namun kali ini ryan tidak begitu ambil pusing. Karena yang dia rasakan hanyalah harum cinta membara dihatinya. 1 SMS diterima. Ternyata dari Putri. Begitu bahagianya dia.
Hari demi hari berlanjut dan mereka pun saling mendekatkan diri. Apapun yang putri butuh akan segera dituruti Ryan. Setiap pagi ryan menjemput untuk berangkat sekolah dan mengantar ke rumahnya ketika pulang sekolah. Makan di cafe sekitar kemang setiap malam minggu. Namun mereka tidak pernah pergi berdua saja. Karena Arya ikut mendampinginya. Terasa seperti sahabat Ryan dan Arya.
2 tahun sudah kejadian ini sering mereka jalani. Sampai suatu ketika Ryan bersiap menyatakan cintanya ke Putri di depan Arya.
Saat itu malam minggu. Dengan supir nya Ryan menjemput Putri dan Arya. segera mereka menuju XXI Senayan city dan membeli tiket bioskop. Dikantong jaket nya sudah terdapat 2 buah cincin berniat untuk memakaikannya di tangan Putri.
Ketika memasuki studio bioskop. Ryan sesekali memandang Putri. Namun sampai film habis, ryan masih tidak menyatakan cintanya. Sampai jalan menuju cafe di depan bioskop itu. Ada seorang pria yang mendekati Putri. Pria itu menarik tangan Putri dan mereka berbicara 4 mata. Tanpa basa basi Ryan dan Arya mendekati mereka dan bertanya siapa pria itu. Ternyata pria itu adalah pacar dari Putri. Begitu sakit hati Ryan. Tak kuat ryan menahan sakit hati sampai sampai dia pergi meninggalkan tempat tersebut. Namun Putri mengejar. Karena terbawa emosi, Arya menarik tangan pria tersebut menuju toilet pria. Toilet itu kosong. Langsung saja Arya memukuli pria tersebut sampai babak belur. Sementara itu diluar, Putri menjelaskan semua yang terjadi, namun Ryan tak peduli seakan tak ada yang berbicara.
Sesampainya Ryan dirumah. Dia langsung menulis perasaan yang dia rasakan. Kata demi kata tertulis dan jadilah selembar kertas berisi ungkapan hatinya. Dia baca ulang, ulang dan ulang sampai terbentuk sebuah nada untuk kata kata tersebut. Dari situ dia berpikir “mengapa gue gak buat band aja ya?” . sampai sampai dia tertidur.
Pagi hari seperti biasa sekolah. Dia tidak melihat adanya Putri dikelas seperti biasa. Ternyata dia sakit akibat kehujanan tadi malam. Ryan tak peduli dengan keadaan putri sekarang.
Pada jam istirahat. Ryan menjelaskan ke Arya tentang apa yang dia pikirkan semalam. Arya siap untuk menjadi personil band tersebut. Namun mereka tidak memiliki sahabat lainnya lagi.
Selulus mereka dari sekolah. Mereka berjanji untuk masuk SMA yang sama. Ternyata impian mereka tercapai
Mereka mencari sahabat. Menjalin hubungan kekerabatan lagi seperti di SMP sebelumnya. Namun tanpa wanita yang seperti dulu karena dalam pikir Ryan “NO WOMEN NO CRY”.
Kini teman mereka tambah 1 yaitu Niko yang begitu diam dan tertutup. Namun mereka tetap enjoy jalan bertiga. Sampai suatu ketika mereka berkumpul di rumah Ryan. Seperti biasa, Arya memainkan PSP milik Ryan dan Niko menyalakan DVD film kesukaannya.
“friends, bagaimana dengan usul gue yang dulu? Setuju gak lo kalau kita buat band?” Ryan memulai pembicaraan.
“kalau gue sih setuju saja. Tapi kan kita gak ada skill untuk main musik. basic aja gak ada” Arya menjawab sambil mencicipi kue buatan bibi ijah
“terserah kalian” ujar Niko tanpa menolehkan kepala karena asik menyaksikan filmnya.
“oke deh. Kalau begitu, nanti gue bilang sama orang tua gue kalo kita minta modal untuk buat band. Siap gak?” sahut Ryan.
Arya bangun dari duduknya dan berkata “its okay. Gue siap untuk jadi terkenal. hahaha”
Hari sudah larut malam. Kebetulan malam itu malam minggu. Jadi mereka bersama tidur di kamar Ryan
Sekolah pun berjalan seperti biasa dihari senin. Mereka sengaja untuk tidak membawa kendaraan karena ingin mencoba merakyat seperti teman teman lainnya. Di bis kota mereka duduk paling belakang dan masih membahas tentang band yang mereka rencanakan. Tak lama kemudian naiklah seorang pengamen. Dengan gitar nya dia memainkan musik yang begitu enak didengar. Sekilas Ryan berpikir untuk mengajak pengamen itu ke band yang mereka rencanakan. Sebelum Ryan bicara, Arya sudah berbicara duluan untuk mengajak pengamen itu untuk masuk band mereka. Ternyata pikiran mereka itu sama.
Setelah pengamen selesai menyanyikan lagu dan turun dari bis. Mereka mengejar dan berkenalan. ternyata nama pengamen itu Anto. Tanpa basa basi mereka menjelaskan apa yang direncanakan. Anto setuju dengan tawarannya dan mulai saat itu Anto tinggal di rumah Ryan
Malamnya mereka berkumpul kembali di rumah Ryan . “Oke pembagian posisi. Seperti yang sudah kita tau, Anto siap mengisi gitar karena dia memang ada basic untuk memainkan gitar. Gue sendiri minat di drum. Sisanya mau pegang apa?” ryan mencoba koordinir band mereka.
Keputusan pun sudah fix. Dengan arya di vocal, Ryan drum, Niko bass, dan Anto gitar.
Setelah lulus sekolah mereka daftar di salah satu les musik sekitar komplek rumah Ryan dengan biaya ditanggung oleh orang tua Ryan
Sebulan sudah mereka belajar musik. 10 lagu tercipta dari pengalaman mereka. Mereka sudah siap untuk rekaman. Sampai suatu malam mereka berdiskusi kembali
“To. Lo kalau dandan keren sedikit dong. Norak banget sih. Gimana mau dapat fans kalau style lo seperti itu” Dengan halus Arya komentar terhadap penampilan Anto. Namun Anto tidak terima dengan perkataan Arya. “Oke gue tau emang gue gak seperti kalian. Gue tau gue emang berasal dari keluarga miskin. Tapi asal lo tau. Biarpun miskin gue juga masih punya perasaan. Inget itu!” sahut Anto “udah Yan gue gak kuat buat gabung sama kalian”.
Arya yang terbawa emosi hampir saja melemparkan Anto gelas yang sedang dipegang nya. Namun itu berhasil digagalkan karena tangan Arya dihalau Niko. Dengan tegas Niko berkata “kalian kenapa sih? Kalian sudah besar. Harusnya kalian bisa menjaga emosi kalian. Jangan seperti anak kecil” . belum selesai bicara, Niko terlihat sesak napas dan mendadak pingsan. Mereka langsung membawa Niko ke rumah sakit terdekat. Ternyata Niko memiliki penyakit asma tingkat tinggi sehingga tidak bisa marah dan tidak bisa banyak bicara. Mereka menangis karena baru mengetahui bahwa sahabatnya memiliki penyakit mengerikan. Di depan Niko, Arya dan Anto bersalaman dan saling mengucapkan maaf. Mereka berjanji tidak akan membedakan ras, agama, harta, karena mereka mengetahui bahwa mereka adalah satu bangsa, yaitu bangsa indonesia. Maka disaat itu juga mereka buat nama band mereka menjadi WAR band (White And Red band) yang berasal dari bendera Indonesia berwarna merah dan putih.
Sesembuhnya Niko dari sakit yang dideritanya. Mereka semua mengukir nama mereka disebuah pohon besar di taman depan rumah Ryan. Pohon itu mereka anggap sebagai saksi akan janji mereka.
War band kini telah resmi. Ribuan copy kaset dan CD sudah laris terjual. Berbagai acara pensi sudah mengundang mereka sebagai bintang tamu. Orang tua Ryan pun menyadari bahwa sikap mereka salah untuk menghadapi seorang anak akibat lagu lagu yang diciptakan Ryan. Kini mereka sudah kembali damai dan menyayangi Ryan. Namun sayang, setelah tour pulau jawa. Niko menghembuskan napas terakhir akibat sesak napas yang dideritanya semakin keras. Sungguh mereka sangat tidak menyangka dia begitu cepat mendahului mereka. Namun apa daya. Mereka sadar mereka hanyalah salah satu dari umatNya. Dan mereka mengetahui bahwa apapun yang hidup pasti akan mengalami kematian.
“gak akan ada yang bisa gantikan lo untuk tempatin posisi lo di band kita. Kita janji kita akan tetap terus bersama walau lo udah tiada. Gue pribadi tau lo udah gak ada, tapi gue tau kalo lo gak akan pergi jauh dari kita. Kita akan selalu inget janji kita di pohon besar depan rumah gue. Tanpa lo, kita gak akan jadi seperti ini. Thanks ya Niko. Jalanlah dengan tenang. Kami akan tetap mengingatmu”
Surat terakhir yang ditulis Ryan ikut masuk dalam rumah terakhir Niko.
Dan satu lagu khusus diciptakan untuk niko

Berapa lama aku bertahan

Tuhan... kami sadar kami hanyalah manusia
Yang tak luput dari dosa...
Yang tak luput dari kesalahan...
Dalam hidupku...

Tuhan... ku akui kaulah sgalanya
Maha pemberi nikmat...
Maha pemberi ampun...
Oooo...

(*) dan kini ku terpaku dalam segala sadarku
Kapankah aku dapat menyusulmu

Reff : oh tuhan, pantaskah aku bersamanya
Berada disampingnya walau dia sudah tiada
Oh Allah, berapa lama aku bertahan
Dalam sedih ini, dalam luka ini, dalam kenangan ini
Ku kan slalu. mengingatMu

(**) aku mohon petunjukMu... ya Tuhanku

NB : ini cerita buatan arick anjasmara. 100% tanpa copy paste. Mohon maaf apabila ada kesalahan baik sengaja atau tidak sengaja. Kesamaan tempat atau nama tokoh hanyalah kebetulan dan tanpa kesengajaan. Khusus untuk menjelang HUT RI dan bulan suci ramadhan. Selamat membaca

Penulis

Arick Anjasmara
XII IPA

AAAARRRRGGGGHHHHHH………..!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Saat itu adalah hari yang cukup menyenangkan, aku lulus dari SMP dengan nilai yang cukup membanggakan. Aku menempati peringkat pertama di kelasku untuk yang pertama kalinya di bangku SMP ini setelah dua tahun sebelumnya aku tidak mendapatkan hal tersebut. Bahkan jumlah NEM-ku cukup tinggi di sekolahku itu. Mungkin sebelumnya aku adalah anak yang sangat pandai ketika masih duduk di bangku SD dan selama enam tahun aku menempati peringkat pertama di kelas, tetapi tidak ketika di bangku SMP, nilai raporku sangat turun. Tentu saja saat itu aku senang sekali bisa menempati peringkat pertama lagi di kelas 3 SMP semester genap. Dan untuk kesekian kalinya, aku telah membuat kedua orangtuaku bangga memiliki seorang anak sepertiku. 
Beberapa hari setelah pengumuman kelulusan tersebut, aku mulai mendaftar di sejumlah SMA negeri favorit di Jakarta. Dengan modal semangat dan ijazah dengan nilai 32,95, aku pun terdaftar di SMAN 98 Jakarta. Aku semakin tidak sabar menunggu hari pertama duduk di bangku SMA dan segera ingin merasakan mengenakan pakaian berwarna putih abu-abu.
Namun, dua hari setelah pengumuman penerimaanku di sekolah itu, kakak perempuanku yang bekerja dan tinggal di daerah Tangerang meminta dan mengajakku tinggal bersama dia dan suaminya disana. Kedua orangtuaku pun mengizinkan dan saat itu aku mengiyakan dan tidak menolak tawaran tersebut.
Tiga hari kemudian, aku mengemas barang-barangku dan pergi kesana bersama kakakku. Kakakku adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan swasta, dan suaminya adalah seorang prajurit TNI Angkatan Darat berpangkat sersan. Mereka sudah dikaruniai seorang anak laki-laki berusia tiga tahun.
Keesokan harinya aku berniat mencari tempat duduk yang masih kosong di sebuah SMA negeri di Balaraja, Tangerang Barat. Jaraknya hanya beberapa ratus meter dari rumah kakakku. Aku terkejut sekali karena aku langsung diterima di sekolah tersebut.
Aku pun menjalani hari-hariku di rumah kakakku dan bersekolah disana. Kakakku dan suaminya sangat baik padaku, walaupun keponakanku yang masih kecil itu sangat menyebalkan dan manja sekali, aku cukup senang.
Satu tahun telah terlewati dan aku semakin betah tinggal disana. Namun, ketika aku baru saja naik ke kelas 2 SMA, kakakku meninggal dunia karena sakit parah. Saat itu pun aku hanya tinggal bersama suaminya dan keponakanku. Orangtuaku sejak saat itu tidak pernah datang lagi untuk menemuiku. 
Kakak iparku itu kemudian membuka usaha warnet di depan rumah, karena gajinya sebagai prajurit biasa kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kebetulan aku cukup memiliki kemampuan di komputer, aku pun diberi tugas untuk menjaga warnet itu sepulang sekolah hingga esok subuhnya, karena warnet tersebut buka 24 jam. Dan kakak iparku itu hanya menjaga dari pagi sampai aku pulang sekolah. Tentu saja aku jadi jarang tidur dan waktu belajarku tersita. Dia hanya mengandalkanku dan tidak mempekerjakan orang lain. Dan dia hanya menyuruhku untuk menghasilkan uang dan uang! Ingin sekali rasanya aku berteriak sekencang-kencangnya. Aaaarrrrgggghhhh………!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Aku mulai tak tahan lagi tinggal bersama dia. Bahkan aku pun dilarang untuk pergi ke Jakarta untuk menemui orangtuaku. Sempat beberapa kali terpikir di otakku untuk membunuh orang itu. Tapi aku masih ingat dosa dan kasihan bila keponakanku nantinya menjadi anak yatim piatu karena tidak memiliki orangtua lagi.
Pada suatu tengah malam, aku mengemas pakaianku untuk melarikan diri ke Jakarta dan menceritakan semua hal kepada kedua orangtuaku. Kemudian ayahku datang kesana dan langsung geram serta mencaci maki menantunya tersebut karena sudah memperlakukanku semena-mena. Tapi kami malah diusir dari rumahnya dan sejak saat itu aku tidak tinggal lagi di rumah itu.
Orangtuaku berniat untuk memindahkanku dan bersekolah di Jakarta. Tapi aku menolak, karena aku sudah memiliki banyak teman di Tangerang dan rasanya sudah tanggung bila pindah sekolah, karena beberapa bulan lagi aku akan naik ke kelas 3. Akhirnya aku memutuskan untuk tinggal di rumah kost dekat sekolah.
Aku menjalani hidup sendirian tanpa tergantung orangtua untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Orangtuaku hanya mengirimkan uang untuk bayar biaya sekolah dan uang kost tiap bulannya. Untuk bisa jajan dan makan, aku menjadi pegawai di sebuah toko alat-alat elektronik di pinggir jalan dan menjual pulsa di sekolah.
Setelah pembagian raporku di akhir semester genap di kelas 2, kakak iparku baru mengetahui bahwa ternyata aku masih bersekolah disana. Kemudian pada malam hari, dia menyuruh beberapa preman pasar untuk memukuliku. Aku pun babak belur pada malam itu.
Lalu kedua orangtuaku mengetahui hal itu, dan melaporkan kejadian itu ke kepolisian setempat dan menuntut kakak iparku itu ke pengadilan dengan laporan penganiayaan. Maka dia pun dipenjara selama beberapa tahun lamanya.
Setelah kejadian itu, orangtuaku memaksaku untuk pindah sekolah ke Jakarta. Aku pun langsung menurutinya.
Hingga kini aku bersekolah di SMA Darul Maarif Jakarta dan tidak tahu apa yang akan dilakukan kakak iparku itu kepadaku yang masih menaruh dendam padaku setelah dia bebas dari penjara nanti….

Ryandito Budiman XII IPS-2


PENGHARGAAN UNTUK AKU DAN SEKOLAHKUPada tanggal 14-15 Agustus 2010 aku mengikuti Pesantren Ramadhan Sabtu dan Minggu (PERSAMI) di Fisip UMJ Jakarta bersama empat teman-teman ku yang bersekolah di SMA Darul Ma’arif. Dia adalah Ajat Sudrajat, Adhimas Dawam Wicaksana, Raisya Noor Azizah, dan Rina Safitri yang berasal dari kelas X dan XII IPA. Kami berangkat dari rumah masing-masing dan berkumpul di depan Aneka Buana Pondok Labu pada hari sabtu tanggal 14 Agustus 2010 jam 07.15 WIB. Aku dan Adhimas adalah orang yang pertama kali sampai di tempat. Setelah beberapa menit sampailah temanku yang bernama Ajat, kemudian Raisya . Karena rumah Rina lebih jauh dari rumah aku, Ajat, Adhimas dan Raisya dia pun sampai dengan urutan terakhir.
“ Ya Allah, dari mana saja kamu rina?” Tanya aku kepadanya.
“ Tadi aku kesiangan bangun tidurnya, jadi telat deh dating kesini. Maafkan aku ya? Hehehe” Jawab rina dengan senyum manisnya.
“ Rina, hampir saja kamu saya tinggal.” Ajat berkata kepada Rina dengan candanya.
“ Yasudahlah, ayo kita berangkat ke UMJ sekarang sebelum terlambat.” Aku berkata kepada empat teman-temanku.
“ Ayo kita berangkat !” Jawab Adhimas.
Kemudian kami berlima pun berangkat dengan angkutan umum berwarna putih dan bernomor D02 jurusan Pondok Labu-Ciputat. Di dalam mobil kami pun bercanda ria sambil brtanya jawab tentang apa yang nanti akan terjadi. Setelah 30 menit lamanya di angkutan D02, kami pun sampai tujuan yaitu di UMJ Jakarta. Kami pun disambut dengan ramah oleh panitia pelaksana PERSAMI UMJ. Kami diantar menuju meja pendaftaran untuk memberikan uang infaq yang telah dianjurkan kepada setiap peserta yang gunanya untuk memberikan bantuan kepada saudara-saudara kita yang kurang mampu dan membutuhkan makanan untuk berbuka ataupun sahur ketika berpuasa. Setiap peserta dimintai memberikan infaq sebesar sepuluh ribu rupiah. Namun saya berfikir, apakah dengan uang sebesar itu bias membantu para saudara-saudara kita dengan merata?. Kemudian aku merasa sangat prihatin sekali dengan apa yang dirasakan oleh saudara-saudara kita yang tidak mampu dengan kehidupannya. Aku merasa sebagai manusia yang tidak pernah mensyukuri nikmat, karena aku tidak melihat orang-orang yang berada di bawah aku dan aku berkehidupan sederhana, akan tetapi aku sangat boros menggunakan uang orang tuaku. Kenapa aku tidak memberikan segian uang aku untuk para sauda-saudaraku yang sedang kelaparan? Aku sangat egois hidup di dunia ini.
Akhirnya dengan tekad aku bertujuan mengikuti PERSAMI UMJ untuk memperbaiki sifat-sifat aku. Dan menjadi manusia yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Mudah-mudahan dengan tekad aku yang kuat, aku bisa mencapai semua tujuanan aku. Amiiin. Setelah pendaftaran kami berlima di berikan formulir yang harus diisi dengan jelas, karena itu untuk data dalam pemberian sertifikat. Kemudian kami pun mengisi formulir itu dengan teliti dan benar-benar. Setelah mengisi formulir itu, saya diantar menuju ruang aula yang akan di jadikan sebagai tempat untuk perkenalan dengan peserta dan panitia lainnya serta sebagai tempat untuk pembukaan PERSAMI UMJ Jakarta tahun 2010. Ketika jam 09.00 WIB, akhirnya semua peserta dan panitia pun berkumpul . setelah berkumpul PERSAMI UMJ Jakarta tahun 2010 dibuka dengan resmi oleh Dekan FISIP UMJ Jakarta yaitu bapak Dr. Rahmat Salam, M.si. Ketika selesai pembukaan semua peserta dibagi menjadi 5 kelompok. Aku menjadi kelompok 4 yaitu kelompok Mulana Malik Ibrahim. Setelah pembagian kelompok, materi demi materi pun disampaikan kepada semua peserta oleh para narasumber. Semua materi pun kami catat kesimpulan dan bagian yang penting. Tidak terasa waktu zuhur pun sudah tepat dan kami pun segera melaksanakja shalat zuhur berjama’ah. Kami pun diberi materi lagi oleh para narasumber sampai jam 03.30 WIB. Setelah pemberian materi kami pun tidak lupa untuk melaksanakan shalat ashar berjama’ah. Kemudian setelah shalat ashar berjama’ah kami semua mandi dan bersiap-siap untuk membuat yel-yel setiap kelompok. Waktu tidak terasa dan sudah menjukan pukul 17.30 WIB, kami pun mendengarkan kultum yang disampaikan oleh teman aku yang bernama Ajat Sudrajat dan bertema tentang kematian. Aku senang sekali karena Ajat yang berasal dari sekolahku ditunjuk sebagai penceramah. Kemudaian “ Allahuakbar Allahuakbar” adzan pun berkumandang yang menujukan waktu maghrib telah dating. Akhirnya kami semua berbuka puasa dengan nikmat dan berbuka dengan kolak, air putih dan nasi box.
Setelah buka puasa, kami shalat maghrib berjama’ah dan bersiap-siap untuk melaksanakan shalat isya dan tarawih serta witir secara berjama’ah. Waktu menunjukan pukul 21.30 WIB dan kami bersiap-siap untuk menonton film yang berjudul “My Name Is Khan”. Kami semua menonton film itu dengan serius karena film itu sangat memperjuangkan agama islam yang telah ternodai oleh para teroris yang mengatasnamakan dirinya beragama islam.
“ Kenapa kamu menangis?” Tanya aku kepada teman sebelah aku.
“ Sumpah, film ini benar-benar bagus dan membuat hati aku bersedih ketika menontonya.” Jawab teman yang berada disebelah aku.
“yasudah, ayo kita nonton film ini sampai habis.”Jawab aku kepadanya.
Kemudian waktu menunjukan pukul 23.00 WIB dan kami semua dikumpulkan di depan kamar kami untuk melaksanakan renungan malam yang disampaikan oleh ibu Maria Sri Iswari S.so M.si. Setelah renungan malam kami pun dipersilahkan untuk tidur.

“Bangun..! Bangun…! Bangun…!” suara keras yang terdengar oleh kami.
Ternyata waktu sudah menunjukan pukul 2.30 WIB yang akan kami gunakan untuk sahur. Setelah sahur selesai dan waktu sudah tepat pukul 4.30 WIB kami semua bersiap-siap untuk melaksanakan shalat subuh berjama’ah. Kemudian setelah itu kami tadarus Al-qur’an bersama-sama. Tidak terasa matahari pun sudah berada di atas dan matahari pun sudah menerangi bumi ini. Kami pun berjalan-jalan untuk mengetahui fakultas-fakultas dan tempat-tempat lainnya yang berada di UMJ. Waktu sudah pukul 08.00 WIB, kami pun segera mandi karena materi selanjutnya akan disampaikan pada pukul 09.00 WIB sampai pukul 10.30 WIB. Setelah materi sudah disampaikan, kegiatan selanjutnya yaitu debat yang bertema islam. Kegiatan debat sangat meriah sekali, karena banyak pendapat-pendapat para peserta lainnya yang berbeda-beda.
“Allahuakbar….Allahuakbar..”
Adzan zuhur pun berkumandang dan debat pun diakhiri. Kemudian kami melaksanakan kewajiban kami sebagai umat islam yaitu melaksanakan shalat zuhur berjama’ah. Setelah shalat, kami berkumpul kembali di aula untuk melaksanakan kegiatan Obrolan Santai yang disampaikan oleh bapak Drs.Sofiandy Zakaria, M.Psi. Pada obrolan santai kami semua mengungkapkan apa kesan dan pesan kita setelah mengikuti kegiatan PERSAMI sampai pukul 15.30 WIB. Setelah itu kami pun melaksanakan kegiatan yang jauh lebih penting dari obrolan santai, yaitu shalat ashar berjama’ah. Waktu demi waktu pun kami jalani di PERSAMI UMj, akhirnya kegiatan terakhir pun sudah berada di depan mata kami semua. Kegiatan terakhir itu adalah “Penutupan, Pengumuman Peserta dan Kelompok Terbaik”.
“ Dag..Dig..Dug..” Itulah suara jantung saya ketika kegiatan itu berlangsung.
Kemudian pengumuman pun dibacakan dengan keras.
“ Kelompok terbaik adalah…… KH.Dr.Idham Cholid” itu adalah kelompok teman aku yang bernama Adhimas Dawam Wicaksana.
Kemudian pengumuman dibacakan lagi.
“ Peserta terbaik yaitu…. Dhabith Musyawir dari SMA Darul Ma’arif”
“ Alhamdulillah” kataku
Aku sangat senang sekali bisa terpilih menjadi peserta terbaik PESRAMI UMJ tahun 2010.
Akhirnya aku bisa membuktikan kepada semua peserta dari SMA lainnya bahwa SMA Darul Ma’arif, bukanlah SMA yang memiliki prestasi buruk dan hanya bisa berkelahi saja.

"dhabith musyawir XII IPA




SEKOLAH

Ajis adalah anak laki-laki yang terlahir dari keluarga yang biasa saja, tetapi segala yang ia inginkan selalu diberikan oleh orang tuanya. Karena itulah ia menjadi anak yang manja dan malas. Ajis sering membolos sekolah dan malas belajar. Meskipun ibunya sering memarahinya tapi ia tak mau menurut dan bersikap tak acuh. Berbeda dengan adik Lala dan kakakny Lilis. Meskipun adik kakaknya dari keluarga biasa saja ia rajin belajar dan tidak manja.Pada suatu hari, sepulang sekolah mereka pergi jalan-jalan ke supermaket dekat rumah mereka. Selsai dari supermarket, mereka berjalan kaki menuju rumah. Tanpa sengaja, Lilis melihat seorang anak laki-laki yang umurnya tak jauh dari mereka sedang memulung sampah di sisi kanan jalan. lilis yang hatinya lembut, merasa kadihan terhadap anak itu dan mendekatinya. Ajis yang merasa heran hanya mengikuti Lilis dari belakang. Lilis menyapa anak itu, lalu ia merogoh saku seragam sekolahnya. Ajis mengeluarkan uang Rp 500 dan memberikan uang itu pada anak laki-laki itu. Sesaat ia tidak mau menerima pemberian Lilis, setelah Lilis membujuknya baru ia mau menerima uang itu.”Nama kamu siapa?” tanya Lilis”Nama saya Ali””Apakah kamu tidak sekolah?””Tidak””Emi, ayo kita pulang,” bisik SeptaDalam perjalanan pulang, Septa bertanya pada Emi,”Untuk apa kamu memberikan uang pada anak pemulung itu?””Jangan begitu, aku kasihan padanya.” jawab Lilis Setelah kejadian itu, Emi masih memikirkan nasib Ali. Tiba-tiba terlintas di benaknya, ia akan menceritakan tentang Ali pada Paman Jamal. Paman Jamal adalah orang yang baik hati, ia memiliki tiga anak asuh yang ia sekolahkan. Lalu Emi bergegas ke rumah Septa dan mengajaknya untuk menemui Paman Jamal. Sesampainya, Emi menceritakan semua yang ia ketahui tentang Ali. Paman Jamal mengerti apa yang diinginkan Lilis, lalu ia meminta Lilis dan Lala untuk mengajak Ali ke rumahnya. Dengan segera mereka pergi mencari Ali. Lilis dan Lala mencari Ali di tempat pertama kali mereka bertemu. Tak lama akhirnya mereka bertemu dan pergi ke rumah Paman Jamal. Jarak rumah Paman Jamal tak begitu jauh sehingga tak butuh waktu lama untuk sampai. Sesampainya mereka di sambut dengan teh dan kue yang enak. Ketika Lilis dan Lala menikmati hidangan, Paman Jamal berbincang-bincang dengan Ali. Dari sinilah mereka semua mengetahui, bahwa Ali putus sekolah pada saat ia duduk di kelas 5 SD. Ali hanya tinggal dengan ibunya. Ibunya yang bekerja serabutan tak mampu membiayai sekolah Ali sehingga Ali pun harus bekerja untuknya dan ibunya. Ali sebenarnya anak yang pintar dan giat belajar. Paman bertanya pada Ali di mana Ali tinggal dan Ali pun memberitahu Paman.Keesokan harinya, Lala dan Lilis menerima telepon dari Paman Jamal. Paman Jamal memberitahu bahwa ia akan pergi ke rumah Ali dan ia berniat mengajak Lilis dan Lala. Dengan segera Lilis dan Lala pergi ke rumah Paman Jamal. Paman Jamal menunggu kedua ponakannya di halaman rumah. Ketika keduanya mulai tampak, Paman Jamal memanggil mereka dan pergi dengan mengendarai motornya menuju rumah Ali.Akhirnya mereka pun sampai. Kebetulan pada saat itu Ali berada di rumah, Ali menyambut mereka dengan hangat. Tanpa basa-basi, Paman Jamal meminta Ali untuk memanggil ibunya Ali. Setelah bertemu, Paman Yudha dan ibunya Ali berbincang-bincang. Paman menawarkan pada ibunya Ali agar Ali menjadi anak asuhnya. Paman berjanji bahwa Ali akan di sekolahkan dan ia akan berusaha agar Ali mendapatkan beasiswa yang pantas Ali dapatkan. Wajah Ali berseri-seri mendengar tawaran Paman Jamal, akhirnya keinginan ia kembali bersekolah terwujud juga. Ali menoleh ke arah ibunya. Ibunya Ali yang melihat anaknya senang, akhirnya menyetujui tawaran itu. Ali berterima kasih pada Paman Jamal dan mengucapkan rasa syukurnya. Ia berjanji pada Paman, bahwa ia akan belajar dengan bersungguh-sungguh dan tidak akan malas belajar. melihat kesungguhan dan keteguhan Ali untuk kembali bersekolah, Ajis merasa malu pada dirinya sendiri. Ia sadar, tak semua anak seberuntung dirinya, tak semua anak bisa bersekolah dengan mudah seperti dirinya, dan tak semua anak hidup berkecukupan seperti dirinya.Setelah kejadian itu, Ajis berubah menjadi anak yang rajin belajar. Ia tak lagi membolos sekolah dan ia bersungguh-sungguh dalam usaha mencapai cita-citanya.

Penulis : Siti Sarah


CINTAKU BERSEMI DISEKOLAH

Pagi-pagi sekali aku sudah tiba disekolah,hari ini hari pertama masuk sekolah.Semua persyaratan mos sudah kusiapkan dari kemarin. Rasa cemas, gelisah, gugup merasuki pikiranku. Tiba-tiba ada yang mengagetkanku,”hai!... cepat masuk….” Kata seorang kakak OSIS, lalu aku masuk keruangan mos.
Setelah mos selesai tiba-tiba kakak OSIS itu menghampiriku.
“hai,maaf ya tadi aku membentak kamu..” kata kakak OSIS itu dengan lembut.
“boleh tau nama kamu siapa? Tanya dia….
“nama aq Amira,biasa dipanggila Mira…” katanya
“nama aq Danu…” jawab ku.
Setelah beberapa minggu aq disekolah itu,aku tertarik pada seorang cewe, tapi cewe itu tidak sekelas dengan ku,setiap aku istirahat aku selalu ingin melihat cewe itu. Rasa ingin berkenalan denganya tertutupi rasa malu dan kurang rasa percaya diri. Setiap aku kekantin aku pasti ketemu sama cewe itu,juga ketemu si Mira. Huh.. Mira kakak kelas yang ganjen.
Setelah aku bersekola selama satu tahun disekolah itu. Akhirnya aku naik kekelas dua SMA. Aku masuk kejurusan IPS. Aku mendapat teman-teman baru dikelas yang baru. Ternyata dikelas IPS ini ada yang suka sama aku,tapi aku nggak suka sama dia,dia bernama Tia,dan Tia ini teman sekelas aku waktu dikelas satu SMA.
Akhirnya aku bisa deket sama Sonia,cewe yang aku suka. Aku bisa deket sama Sonia karena dia sering kekelas aku,dia orang nya enak diajak ngobrol dan diajak becanda.
Pada akhir semester kelas dua SMA,aku menyatakan isi hati ku yang sebenarnya,aku nggak nyangka dia nerima aku. Tapi banyak yang enggak suka aku jadian sama dia.Meskipun banyak yang enggak suka,aku dan Imey membawa happy aja hubungan kita berdua.

Tidak ada komentar: